Thursday, June 1, 2017

Cerita Sex Selingkuh Karena Pengaruh Guna Guna

Sementara in Yeyen berpisah dengan suaminya yang mana Yeyen harus ditugaskan di luar kota sebagai pimpinan di sebuah Bank, maka dari itu Yeyen menyewa kamar yang penghuninya adalah wanita tua dimana dia tinggal sendiri karena anak anaknya bekerja di luar kota semua. Pertama kali bekerja Yeyen dikagumi oleh bawahannya, setiap pagi jika berangkat ke kantor dia menumpang delman milik pak Bambang. kebetulan Bambang telah kenal baik dengan Mak Minah pemilik rumah yang ditempati Yeyen.

Bambang seorang duda yang berumur kurang lebih 45 tahun, cerai dan tidak memiliki anak. Jarak rumah Bambang dan Yeyen memang jauh sebab di desa itu antara rumah dibatasi oleh kebun kelapa. Karena terlalu sering mengantar jemput Yeyen

Maka secara lambat laun ada perasaan suka Bambang terhadap Yeyen namun segala keinginan itu di buang jauh-jauh oleh Bambang karena ia tahu Yeyen telah mempunyai suami dan setiap minggu suami Yeyen selalu datang, tingkah suami istri itu selalu membuat Bambang tidak enak hati, namun ia harus pasrah bagaimanapun sebagai suami istri layaklah mereka berkumpul dan bermesraan untuk mengisi saat kebersamaan.

Bambang setiap hari selalu melihat sosok keelokan tubuh Yeyen tapi bagaimana caranya menaklukannya, sedang birahinya selalu minta dituntaskan saat bersama Yeyen diatas bendinya. Kemudian timbullah pikiran licik Bambang dengan meminta pertolongan seorang dukun, ia berkeinginan agar Yeyen mau dengannya. Atas bantuan dukun itu, Bambang merasa puas dan mulailah ia mencoba pelet pemberian dukunnya.

Siang saat Yeyen menumpang bendi, Bambang melihat paha Yeyen yang putih mulus itu, kejadian itu membuat birahi Bambang naik dan kejantanannya berdiri saat itu ia mengenakan celana katun yang longgar sehingga kejantanannya yang menonjol terlihat oleh Yeyen,

Bambang malu dan berusaha membuang muka, sedang Yeyen merasa tidak enak hati dan menutupkan pahanya, wajahnya bersemu merah ia merasakan bahwa batang kemaluan Bambang itu memang besar dan panjang tidak seperti milik suaminya.

Ia tahu pasti kalau bercinta dengan Bambang akan dapat memberikan anak baginya serta kepuasan yang jauh berbeda saat bercinta dengan suaminya, memang saat akhir-akhir ini frekwensi hubungan seks dengan suaminya agak berkurang dan suaminya cepat selesai, telah 2 tahun menikah belum ada tanda-tanda ia hamil ini semakin membuat ia uring-uringan dan kepuasan yang dia harapkan dari suaminya tidak dapat Yeyen nikmati.

Sedang kalau ia melihat sosok Bambang tidaklah sebanding dengannya karena status sosial dan intelektualnya jauh dibawah suaminya ditambah face-nya yang tidak masuk katagorinya di tambah lagi kehidupan Bambang yang bergelimang dengan kuda kadang membuatnya jijik, namun semua itu dibiarkannya karena Yeyen butuh bantuan Bambang mengantar jemput, ditambah Bambang memang baik terhadapnya.

Kalau dilihat sosok Yeyen, ia seorang wanita karier berusia 27 tahun dan ia telah bekerja di bank itu kurang lebih 4 tahun, ia menikah dengan Beni, belun dikaruniai anak, tingginya 161 cm, rambut sebahu dicat agak pirang, kulit putih bersih dan memiliki dada 34B sehingga membuat para lelaki ingin dekat dengannya dan menjamah payudaranya yang montok dan seksi.

Dengan berbekal pelet yang diberikan gurunya, Bambang mendatangi rumah Yeyen. Malam itu gerimis dan Bambang mengetuk pintu rumah Yeyen. Kebetulan yang membukakan pintu adalah Yeyen yang saat itu sedang membaca majalah.

“Eee.. Bang Bambang tumben ada apa Bang?” tanya Yeyen.

“Ooo.. saya ingin nonton acara bola sebab saya tidak punya televisi apa boleh Bu Yeyen?” jawab Bambang.

“Ooo.. boleh.. masuklah.. Bang.. langsung aja ke ruang tengah, televisi disitu..” Yeyen menerangkan sambil ia menutup pintu. Diluar hujan mulai lebat.

“Sebentar ya Bang?” Yeyen ke belakang, membuatkan minum untuk Bambang. Bambang duduk diruangan itu sambil melihat televisi.

Tidak berapa lama Yeyen keluar membawa nampan berisi segelas air dan makanan kecil, sambil jongkok ia menyilakan Bambang minum. Saat itu Bambang sempat terlihat belahan dada Yeyen yang mulus sehingga Bambang berdesir dadanya karena kemulusan kulit dada Yeyen.

Sambil minum Bambang menanyakan, “Mak Minah mana Bu, kok sepi aja?”

“Ooo Mak Minah sudah tidur,” jawab Yeyen.

“Bagaimana kabarnya Bang?” Yeyen membuka pembicaraan. “Baik-baik saja,” jawab Bambang sambil melafalkan mantera peletnya. Sambil menonton Bambang berulang-ulang mencoba manteranya, saat itu Yeyen sedang asyik membaca majalah.

Merasa manteranya telah mengenai sasaran, Bambang berusaha mengajak Yeyen bicara tentang rumah tangga Yeyen dan suaminya, diselingi ngomong jorok untuk membuat Yeyen terangsang.

Bu, sudah berapa lama Ibu kawin dan kenapa belum hamil?” tanya Bambang.

“Lho malu saya Bang, soalnya suami saya sibuk dan saya juga sibuk bekerja bagaimana kami mau berhubungan dan suami saya selalu egois dalam bercinta.” jawab Yeyen menjelaskan.

“Oh begitu? bagaimana kalau suami ibu jarang datang dan ibu butuh keintiman?” tanya Bambang.

“Jangan ngomong itu dong Bang, saya malu masa rahasia kamar mau saya omongin ama Abang?” jawab Yeyen.

“Bu Yeyen, saya tau Ibu pasti kesepian dan butuh kehangatan lebih-lebih saat hujan dan dingin saat ini apa Ibu nggak mau mencobanya?” Bambang berkata dengan nada terangsang.

“Haa.. dengan siapa?” jawab Yeyen, “Sedang Beni suamiku di kota,” timpalnya.

“Dengan saya..” jawab Bambang.

“Haa gila! masa saya selingkuh?” Yeyen menerangkan sambil mengeser duduknya. Bambang merasa yakin Yeyen tidak menolak jika ia memegang tangannya.

“Jangan lah Bang, nanti dilihat Mak Minah.” Yeyen mengeser duduknya.

“Oooh.. Mak Minah udah tidur tapi..?” jawab Bambang memegang tangan Yeyen dan mencoba memeluk tubuh mulus itu. Sambil mencoba melepaskan diri dari Bambang Yeyen beranjak ke kamar, ia memang berusaha menolak namun pengaruh dari pelet Bambang tadi telah mengundang birahinya.

Ia biarkan Bambang ikut ke kamarnya. Saat berada di kamar, Yeyen hanya duduk di pingir ranjangnya dan Bambang berusaha membangkitkan nafsu Yeyen dengan meraba dada dan menciumi bibir Yeyen dengan rakus sebagaimana ia telah lama tidak merasakan kehangatan tubuh wanita.

Bambang berusaha meremas dada Yeyen dan membuka blous tidur itu dengan tergesa-gesa, ia tidak sabar ingin menuntaskan birahinya selama ini. Sementara mulutnya tidak puas-puasnya terus menjelajahi leher jenjang Yeyen turun ke dada yang masih ditutupi BH pink itu. Sementara Yeyen hanya pasrah terhadap perbuatan Bambang, ia hanya menikmati saat birahinya ingin dituntaskan.

Kemudian tangan Bambang membuka tali pengikat BH itu dari belakang dan terlihatlah sepasang gunung kembar mulus yang putingnya telah memerah karena remasan tangan Bambang. Dengan mulutnya, Bambang menjilat dan mengigit puting susu itu sementara tangan Bambang berusaha membuka CD Yeyen dan mengorek isi goa terlarang itu.

Bambangpun telah telanjang bulat lalu ia meminta Yeyen untuk mengulum batang kemaluannya, Yeyen menolak karena batang kejantanan Bambang panjang, besar dan baunya membuat Yeyen jijik. Dengan paksa Bambang memasukan batang kejantanannya ke mulut Yeyen dengan terpaksa batang kejantanan itu masuk dan Yeyen menjilatnya sambil memainkan lidah di ujung meriam Bambang.

Bambangpun tidak ketinggalan dengan caranya ia memainkan lidahnya di liang kewanitaan Yeyen, lebih-lebih saat ia menemukan daging kecil di belahan liang kewanitaan itu dan dijilatinya dengan telaten sampai akhirnaya setelah berualng-ulang Yeyen klimaks dan menyemburkan air maninya ke mulut Bambang. Saat lebih kurang 20 menit Bambangpun memuncratkan maninya ke mulut Yeyen dan sempat tertelan oleh Yeyen.

Kemudian Bambang mengganti posisi berhadap-hadapan, Yeyen ditelentangkannya di ranjang dan di pinggulnya diletakkan bantal lalu ia buka paha Yeyen dengan menekuk tungkai Yeyen ke bahunya. Sambil tangannya merangsang Yeyen kedua kalinya Bambangpun meremas payudara Yeyen dan mengorek isi liang kewanitaan Yeyen yang telah memerah itu, lalu Yeyen kembali dapat dinaikkan nafsunya sehingga mudah untuk melakukan penetrasi.

Bagi Bambang inilah saat-saat yang di tunggu-tunggunya, paha yang telah terbuka itu ia masukkan batang kejantanannya dengan hati-hati takut akan menyakiti liang kewanitaan Yeyen yang kecil itu. Berulang kali ia gagal dan setelah sedikit dipaksakan akhirnya batang kejantanannya dapat masuk dengan pelan dan ini sempat membuat Yeyen kesakitan.

“Ouu.. jangan keras-keras Bang, ntar berdarah,” kata Yeyen. “Sebentar ya.. Yen sedikit lagi,” kata Bambang sambil mendorong masuk batang kejantanannya ke dalam liang kewanitaan sempit itu. Dengan kesakitan Yeyen hanya membiarkan aksi Bambang itu dan mulutnya telah disumbat oleh bibir Bambang supaya Yeyen tidak kesakitan.

“Ooouu.. ahh.. ahh.. aahh..” hanya itu yang terdengar dari mulut Yeyen dan itu berlangsung lebih kurang 17 menit dan akhirnya Bambang menyemburkan air kenikmatannya dalam liang kewanitaan Yeyen sebanyak-banyaknya dan ia lalu rebah di samping Yeyen hingga pagi.

Permainan mesum itu berlangsung tiga kali dan membuat Yeyen serasa dilolosi tulang benulang hingga ia merasa harus libur ke kantor karena ia tidak kuat dan energinya terkuras oleh Bambang malam itu.

Sejak kejadian itu hampir setiap kesempatan mereka selalu melakukan hubungan gelap itu, karena Yeyen telah berada dibawah pengaruh pelet Bambang dan saat suaminya datang Yeyen pandai mengatur jadwal kencannya sehingga tidak membuat curiga suami dan masyarakat di desa itu, mereka kadang-kadang melakukan hubungan seks di gubuk Bambang yang memang agak jauh dari rumah penduduk lainnya.

Yeyenpun rajin menggunakan pil KB karena ia juga takut hamil karena hubungan gelapnya itu dan suatu hari ia terlupa dan ia positif hamil, ia amat gusar dan karena pintarnya Yeyen memasang jadwal dengan suaminya maka suaminya amat suka cita dan padahal Bambang tahu benih itu adalah anaknya karena hampir tiap ada kesempatan ia melakukanya dengan Yeyen sedang dengan suaminya Yeyen hanya sekali 20 hari dan tidak rutin.

Akhirnya anak Yeyen lahir di kota karena saat akhir kehamilannya, Yeyen pindah ke kota sesuai permintaan suaminya, tidak ada kemiripan anaknya denagn Beni yang ada hanya mirip Bambang. Sejak Yeyen berada di kota, secara sembunyi-sembunyi Bambang menyempatkan diri untuk berkencan dengan Yeyen karena Yeyen sudah tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh pelet Bambang.

Please Share ke lainnya ya

TIPS DAN TRIK BERMAIN POKER DAN BERMAIN GRATIS DI OPPOPOKER
http://tipsdantrikoppopoker.blogspot.com

Lendir Cinta Tante Almira

Sungguh sial ternyata aqu hari itu, aqu terjatuh dari motor karena disrempet seseorang yg tak bertanggung jawab dan langsung meninggalkanku begitu saja. aqu pun sejenak tersungkur dipinggir jalan karena jalanan saat itu sedang sepi sekali. Aqu pun berusaha bangkit dan menepi didepan sebuah ruah besar dgn tertatih-tatih. Sesudah aqu sampe ditepi jalan aqu duduk sembari menyenderkan tubuhku dipsupaya rumah besar itu, sembari terus menahan sakit di kaki dan tanganku.

Sesudah sekitar 15 menit aqu menahan sakit tanpa ada yg menolongku, akhirnya ada sebuah mobil yg berhenti. Turunlah seorang perempuan setengah baya kira-kira usianya 37 tahunan dgn pakaian warna merah yg sangat seksi dgn kemudian mengahampiriku. Ditanyalah aqu sama aunty-aunty itu, kenapa aqu disitu dan aqu pun menjelaskan kronologinya sembari terus melihat paha mulus aunty-aunty itu. Karena saat itu aunty menggunakan rok yg mini sehingga aqu bisa melihatnya dgn jelas.
Sesudah aqu selesai menjelaskan kronologi kejadian yg aqu alami, akhirnya aunty itu mau menolongku dan mengajakku kedalem, tetapi sebelumnya aunty memasukkan mobilnya kedalem rumah besar yg tadi aqu buat sandaran. Tak lama akhirnya aunty itu kembali dan membatu membopongku masuk kedalem rumahnya.
“Kamu duduk aja di sini, biar Aunty ambilin obat ya…” kata perempuan itu dan segera masuk ke dalem kamarnya yg letaknya di depanku. Perkiraanku perempuan ini usianya sekitar 36, walaupun usianya ya… cukup tua sih. Tapi perempuan ini bodinya oke sekali deh, tingginya sekitar 165 cm buah dada yg montok berukuran sekitar 36B dan masih terangkat dgn menggunakan kaos yg longgar dan bokong yg besar sekali karena pada saat itu dia pakai rok pendek sampe lutut dan kelihatan betis yg mulus dgn ditumbuhi rambut halus.
Aqu sempat berkhayal untuk memegang bokongnya yg besar sekali, kuremas-remas sembari memasukkan jariku ke lobang kenikmatannya. Sesudah beberapa menit dia mencari obat merah di kamarnya, dia memanggil anaknya,
“Ver.. Ver…ambilin minum tuh… buat Mas nya!” ternyata dia punya anak perempuan yg namanya Vera, usianya sekitar 18 tahunan. Sesudah berhasil menemukan obat merah, lalu menghampiriku.
“Wah… ini lukanya parah sekali …” sembari membuka tutup obat merah.
“Ah.. nggak kok Bu… biasa aja kok,” kataqu sembari memperhatikan buah dadanya yg montok tergelantung itu.
“Nama Kamu siapa?” tanya Aunty itu sembari meneteskan obat merah di lengan atasku.
“Dayat Aunty, aduh pedih sekali… pelan-pelan Aunty…!”
“Maaf ya… Dayat, oh ya nama Aunty Almira,” katanya sembari meneteskan ulang obat itu di lengan atasku.
Dan tak disengaja buah dada Almira itu menyenggol sikuku.
“Oh… maaf Aunty… tak sengaja,” tanyaqu sembari melihat buah dada Almira yg memAuntyat kemaluanku agak tegang.
Dia hanya tersenyum dan tertawa kecil.
“Lho… Dayat yg kena yg mana lagi, kelihatannya celana kamu sobek tuh…” katanya sembari memegang celanaqu yg sobek itu.
“Ya… Aunty itu di bagian paha atas dan di dada ini,” sembari memAuntyka sedikit kaos yg kupakai.
“Yg ini harus diobati loh, entar kalau tak cepet diobati berbahaya, kaki kamu bisa di luruskan nggak?” kata Aunty Almira.
“Agak linu Aunty… karena bagian paha sih…” kataqu sembari mencari kesempatan melihat buah dada.
Pada saat itu tempat dudukku tak memungkinkan aqu meluruskan kakiku.
“Ya… sudah ke kamar Aunty dulu situ berbaring biar kakimu bisa diluruskan,” kata Aunty Almira sembari membantuku berdiri dan berjalan.
“Ya… Aunty… tapi…?” tanyaqu ragu.
Nanti disangka macam-macam, tapi memang niatku untuk berusaha nge-sex sama Aunty Almira yg montok itu.
“Tapi apa, oh… kamu malu ya… nyantai aja kamu kan teluka dan perlu pengobatan, sudah masuk ayo Aunty bantu!” sembari melingkarkan tangan kanan di pundak Aunty Almira aqu berjalan.
Dan tak disengaja saat berjalan, jari-jariku menyentuh permukaan buah dada montok Aunty Almira tapi aqu tak merubahnya, malah kugesek-gesekkan dgn pelan-pelan supaya tak ketahuan kalau disengaja, terasa pentil buah dada Aunty Almira yg kenyal menyebabkan kemaluanku tegang. Dan sampelah di tempat tidur Aunty Almira.
“Sudah Dayat, mana yg luka lagi?” sembari duduk di sampingku dan membelakangiku sementara aqu terlentang, otomatis tanganku menempel di paha mulus Aunty Almira.
“Di dada sini Aunty,” kataqu sembari memAuntyka ke atas kaosku supaya kelihatan lukanya.
“Ya… sudah dilepas dulu kaosnya, entar kalau kena obat ini kan jadi merah,” katanya basa-basi.
Aqu langsung Auntyka kaosku, dan sekarang aqu telanjang dada.
“Nah gini kan bisa leluasa mengobati kamu,” sembari mendekat ke dadaqu, dan otomatis aqu melihat dgn jelas buah dada Aunty Almira tergelantung dan ditutupi oleh Bra yg tak muat menampung besarnya buah dada Aunty Almira dan tanganku makin kurapatkan ke paha dan sekarang sudah di atas paha mulus Aunty Almira. Dan pada saat Aunty Almira meneteskan obat, aqu terasa pedih dan dgn refleks tanganku terangkat sehingga menyenggol buah dada Aunty Almira dan rok mini Aunty Almira terangkat ke atas, terlihat paha yg mulus itu.
“Maaf ya.. Aunty, Dayat tak sengaja kok,” pintaqu sembari menurunkan tanganku ke paha Aunty Almira yg mulus dan putih itu.
“Ya.. tak apa-apa kok,” sembari meneruskan meneteskan lagi di bagian dadaqu yg luka.
Sekarang dia agak ke atas dan membungkukkan dirinya, otomatis buah dada yg montok itu dekat sekali dgn wajahku itu. Aqu tak tahu ini disengaja atau tak, tapi Auntyatku disengaja atau tak tetap saja membuat kemaluanku makin tegang. Lama-lama kok posisi Aunty Almira makin membungkuk dan sampe suatu saat buah dadanya tersentuh dgn bibirku. Wah, terasa kenyal dan empuk, aqu tak diam saja, aqu berusaha pelan-pelan menggeser tanganku yg di paha mulus Aunty Almira itu, pelan dan pelan karena aqu taqut Aunty Almira marah karena ulahku ini.
Dgn nafsu yg kutahan, aqu gerak-gerakkan tanganku. Waduh.. paha orang ini mulus sekali, batinku sembari merasakan kemaluan yg menegang kepingin lepas dari sangkarnya celana dalem, dan sampelah aqu di pangkal paha Aunty Almira itu dan menyentuh celana dalem Aunty Almira yg kelihatan memakai celana dalem warna hijau kembang dan kepalaqu bergerak ke kanan dan ke kiri untuk menggesek buah dada Aunty Almira (pelan-pelan), dan sesekali kujilat halus buah dada montok itu, saat itu Aunty Almira diam saja dan terus mengobati dadaqu yg luka tapi nafas Aunty Almira tak bisa disembunyikan, sering dia menarik nafas panjang untuk menahan nafsunya.
“Sudah nihhh… Semua luka kamu di dada sudah diobati, sekarang mana lagi yg terluka?” sembari melihatku dan membiarkan tanganku di pahanya yg mulus itu.
“Itu Aunty.. di paha atas,” jawabku sembari menunjukkan tempat yg luka.
“Wow… Ya ini harus dbuka Dayat, kalau tak dAuntyka dimana Aunty bisa mengobati apalagi kamu pakai jeans yg ketat.. ya sudah dicopot aja!” jawab Aunty Almira sembari melihat dgn dekat luka dari luar celanaqu dan sesekali lihat kemaluanku yg sudah tegang dari tadi.
“Aunty… bisa bantuin copot celanaqu, aqu tak bisa copot sendiri Aunty, kan tanganku luka,” alasanku supaya Aunty Almira bisa lihat kemaluanku dari dekat. Tiba-tiba Verona datang dgn membawa air putih.
“Mah ini airnya..”
“Ya.. sudah sekarang kamu keluar, e.. jangan lupa tutup pintunya, Aunty mau obati Mas Dayat dulu!”
Wah ini kesempatanku untuk melampiaskan hasrat Sex ku. Sesudah itu Aunty Almira mulai membuka resleting celanaqu dan membuka bagian atas dan aqu mengangkat sedikit pinggulku supaya Aunty Almira mudah melepas celanaqu. Saat memuka celanaqu, posisi Aunty Almira membungkuk sehingga bibirnya dekat dgn kemaluanku yg tegang, halamandewasa.com dan aqu sengaja mengangkat pinggul yg lebih tinggi dan tersembullah kemaluanku dan bibir Aunty Almira… “
Sorry Aunty.. gak sengaja,” mulai saat itu kemaluanku mulai tegang sekali karena cara Aunty Almira membuka celanaqu sangat merangsang kemaluanku.
Sembari sedikit menungging dan menggerakkan sedikit bokong yg besar itu, Aunty Almira melepas celana jeans-ku “apa ini usaha Aunty Almira untuk merangsang nafsuku”, dan akhirnya aqu sekarang tinggal pakai celana dalem. Dan mulailah Aunty Almira mengobati paha atasku dgn posisi nungging membelakangiku dan sedikit siku tangannya menyentuh kemaluan yg sudah tegang. Sesekali Aunty Almira melihat kemaluanku dan menggesek-gesekkan sikunya di kemaluanku itu. Dgn melihat gelagat Aunty Almira ini yg memberi peluang padaqu, aqu tak diam aja.
Dgn melihat bokong yg besar menghadap kepadaqu, tanganku mulai sedikit meremas-remas dan mengelus betis lalu menuju ke atas paha yg mulus dan akhirnya aqu sampe ke paling atas bokong mulus Aunty Almira dan aqu nekat mengangkat rok mini Aunty Almira ke atas sehingga sekarang terlihat bokong Aunty Almira yg mulus itu dgn ditutupi celana dalem yg menyelepit di belahan bokong.

Aqu mulai mengelus-elus, dan sesekali menarik celana dalem Aunty Almira dan ternyata sudah basah dari tadi.Lalu aqu memainkan jariku di permukaan kemaluan yg tertutup celana dalem itu, Aunty Almira mungkin sudah tahu gelagatku itu sehingga dia merenggangkan kedua pahanya, jadi sekarang terlihat jelas celana dalem Aunty Almira yg basah. Sekarang aqu memberanikan diri untuk melihat secara langsung kemaluan Aunty Almira yg kelihatan sudah tak sabar untuk dimasuki rudalku yg sudah tegak berdiri. Aqumulai menggeser celana dalem Aunty Almira ke kiri dan kelihatan dgn jelas kemaluan Aunty Almira yg sudah memerah itu. Lalu aqu perlahan-lahan menggesek-gesekkan jariku di permukaan kemaluan Aunty Almira dan dgn reaksi itu nafas Aunty Almira mulai tak beraturan,
“Eeehhh… ahhh… ohhh hemmm..” dan sekarang aqu memasukkan jari tengahku ke lobang kenikmatan Aunty Almira dgn pasti dan kukocok dan terus kukocok dgn pelan-pelan dan lama-lama semakin cepat dan…
“Ah.. oh yes te… rus… please… ah… ohe.. lebih dalem.. Deerr…
“Aunty Almira mulai membuang obat merah itu dan sekarang tak mengobati lukaqu lagi malah sekarang dia sudah mulai mengocok dan meremas dgn kuat kemaluanku.
Aqu kurang puas dgn posisi ini, aqu mulai mengangkat salah satu kaki Aunty Almira ke sampingku dan sekarang posisi 69 yg kudapat, dan kemaluan Aunty Almira tepat di depan bibirku. Aqu mulai menjilat klitorisnya, dan kusedot kecil dan kupermainkan pinggir kemaluan Aunty Almira dgn lidahku yg indah itu.
“Oh.. ya… enak sekali hisapanmu … Oh aughhh ahhh yes… terus!” dan aqu mulai memasukkan lidahku ke dalem lobang yg basah itu dan terasa asin tapi gurih.
“Oh… ah… terus… Kemaluan kamu tegang sekali Dayat…”
“Ya.. Aunty jilat… jilat dong..!”
Tanpa banyak kata Aunty Almira terus melumat habis kemaluanku.
“Oh… ya… ya… terus yg keras lagi…!”
Aunty Almira memang lihai dalem hal oral, tak satu bagian pun dari kemaluanku yg terlewatkan dari lidah birahi Aunty Almira. Telur kemaluanku terlahap juga dgn bibir binalnya. Aunty Almira tak puas sampe di situ, sekarang dia mengangkat bokongku lebih tunggi dan kelihatan jelas lobang duburku dan sekarang mempermainkan lidahnya di lobang duburku. Oh, terasa geli bercampur nikmat sampe ujung ramAuntyt, pada saat itu juga Aunty Almira tak kuat menahan nikmat yg dia rasakan, dan aqu tahu kalau Aunty Almira mau orgasme yg pertama kalinya, aqu mempercepat gerakan lidahku diklitorisnya, dan mempercepat kocokkan jariku di kemaluannya dan akhirnya…
“ah ye.. yea.. aqu tak tahan.. a.. ku.. ke.. luaaar…” dan
“Serr… serrr..” terasa semprotan kuat dari kemaluan Aunty Almira kena jariku.
Cairan putih kental yg keluar dari kemaluan Aunty Almira kusedot habis sampe bersih cairan kenikmatan Aunty Almira tersebut. Dia sekarang tergeletak lemas di sampingku.
“Aunty Almira masih kuat? Apa cukup saja Aunty?” tanyaqu disamping memelintir pentil buah dadanya ygkuharapkan hasrat sex Aunty Almira kembali lagi dan terangsang.
“Ah.. kamu jantan sekali! Aqu tak nygka kamu kuat sekali, kamu belum keluar?” tanya Aunty Almira sembari mengocok halus kemaluanku yg masih tegang itu.
“Belum Aunty! mau lagi atau…”
Belum aqu berhenti ngomong Aunty Almira mulai memasukkan kemaluanku ke bibirnya dan dijilat, disedot dan dikocok, sedangkan aqu di pinggir tempat tidur dan Aunty Almira di atas tempat tidur dgn posisi nungging, halamandewasa.com dan aqu tetap meremas-remas dan sesekali kupelintir-pelintir pentil Aunty Almira itu.
“Aah… terus Aunty…! lebih dalem Aunty…! yes hemmm Aah… sessttt aahh…”
“masukin aja ya… aqu pingin ngerasain kemaluan kamu ini,”
Lalu aqu memutarkan tubuh Aunty Almira dgn posisi nungging dan aqu mulai mengarahkan kemaluanku ke lobang Aunty Almira tapi aqu tak langsung memasukkan kemaluanku, kugesek-gesek dulu ke permukaan kemaluan Aunty Almira.
“Ah.. ya… masukkan Yaattt.. cepet aqu tak tahan nih… oh… ce… pet!”
Aqu langsung memasukkan ke lobang Aunty Almira.
“Blesss… sleppp…”
“Ah… ye…” erang Aunty Almira menerima serangan batang kemaluanku.Aqu mulai memajukan dan memundurkan kemaluanku dgn pelan tapi pasti dan sekarang aqu tambah frekuensi kecepatan kocokanku.
“Ah… ya.. kemaluan kamu.. hebat Yaattt.. keras, te.. rus.. oh.. ssst… ah…”
Aqu semakin terangsang dgn erangan Aunty Almira yg menggeliat-liat seperti cacing kebakar. Aqu angkat kaki kanannya untuk mempermudah jelajah kemaluanku untuk sampe ke rahimnya dan makin mempercepat kocokanku.
“Oh ya.. aughhh.. ssttt teruss.. jangan ber.. henti.. ah… ke.. rass.. Dayat.. hebat…” Dan akhirnya,
“Yaattt… lebih cepet…! aqu mau ke.. luar.. aqu.. tak… oh.. ye.. tahan… la.. gi.. ah… oh shhh…”
Dan akhirnya dia menyemprotkan cairan kenikmatannya,
“Serr.. serr…” terasa ujung kemaluanku disemprot dgn cairan hangat yg kental. Sekarang Aunty Almira tergulai lemas di hadapanku. Aqu memperhatikan tubuh Aunty Almira yg montok dgn buah dada yg besar, dgn telanjang Auntylat tanpa sehelai benang pun.
Aqu tetap mengocok sendiri kemaluanku biar tetap tegang, dan aqu mulai tak kuat, mungkin ini saatnya aqu untuk mengakhiri permainan Sex ku.
“Aunty… permisi, aqu mau mengakhiri tugasku ini…”
Dgn mengangkat tubuh Aunty Almira ke pinggir tempat tidur, dan memAuntyka lebar-lebar paha Aunty Almira sehingga terpampang kemaluan Aunty Almira yg masih basah dgn cairan kenikmatannya, aqu mulai memasukkan kemaluan dan mengocoknya.
“Ah.. kau nakal ya.. Yaattt.. aughhh hemmm.. terus Yaattt…”
Aqu dgn semangat kukocok habis kemaluan Aunty Almira dgn menggesek-gesek klitorisnya dgn jari jempolku untuk mempercepat dia untuk orgasme ketiga kalinya, dan…
“Aunty… aqu mau ke… luar.. ah.. ye… di.. mana.. ini… dalem atau di luar… oh ye!” sembari mempercepat kocokan jari dan kemaluanku.
“Ya.. aqu juga Dayat… uh.. uh.. hemm… sstt.. kita.. barengan di dalem.. oh ye..”
Aunty Almira tak kuat lagi ngomong kecuali merem-melek tahan nafsu, dan akhirnya aqu keluar di dalem kemaluan Aunty Almira,
“Crottt.. crottt…” sampe lima kali semprotan dan dibarengi dgn erangan dan getaran tubuh Aunty Almira,
“Oh… yak.. yes… hemmm…” Lalu kucabut kemaluanku dan kupukul-pukulkan di permukaan kemaluan Aunty Almira dgn reaksi Aunty Almira mengangkat tubuhnya akibat kemaluannya kupukul dgn kemaluanku.
“Aunty Almira hebat sekali deh, makasih ya Aunty…”
“Kamu juga hebat banget Dayat.. Aunty sampe kualahan menghadapi Kemaluan kamu yg tegap ini. Wah… Kemaluan kamu ini harus dibersihkan dulu ya…”
Dia langsung mengarahkan kemaluanku ke bibirnya dan dilahap langsung dan dikocok-kocok habis.
“Wow… oh… ye.. teruus.. yesss… sseessttt ahh ya…”
Ini membuatku tegang lagi, dan Aunty Almira tak henti-hentinya mengocok dan mengulum kemaluanku yg tegang sekali.
“Aunty… stop.. augghhhh he… stooop aqu.. tak.. tahan..” Dan…
“Croot… croottt… Croot… croottt… Croot… croottt… Croot… croottt…”
Kukeluarkan air maniqu untuk kedua kalinya di wajah Aunty Almira, dan aqu tergeletak lemas di atas buah dada Aunty Almira.
“Nah.. sekarang kan Aunty Almira tak kalah banget toh.. ya.. dua-tiga lah…!”
“Makasih ya.. Yaattt… kamu hebat dalem permainan sex, kapan-kapan kita lagi ya.. sudah kamu tidur dulu deh!”
Lalu aqu tertidur sampe malam, dan sebelum aqu pulang ke kostku, sempat Aunty Almira minta untuk oral sekali lagi.

Please Share ke lainnya ya

TIPS DAN TRIK BERMAIN POKER DAN BERMAIN GRATIS DI OPPOPOKER
http://tipsdantrikoppopoker.blogspot.com

Cerita Sex Janda Pemilik Warung

Sеbuаh kiѕаh ngеntоt ato сеritа ML ѕеоrаng реmudа dgn ѕеоrаng Aunty yg mеnjаndа dаn hаuѕ akan ѕеkѕ. Mеrеkа bеrѕеbadan ketika wаrung ѕudаh tutuр. Bаgаimаnа реtuаlаngаn ѕеkѕ kеduаnуа? Silаhkаn ѕimаk ceritanya bеrikut ini!
аmaqu Surуа (bukаn nаmа ѕеbеnаrnуа), aqu bеkеrjа di ѕеbuаh реruѕаhааn сukuр tеrkеnаl di Jаwа Timur, di ѕеbuаh kоtа yg ѕеjuk, dаn aqu tinggаl (kоѕt) di dаеrаh реrkаmрungаn yg dеkаt dgn kаntоr. Di dаеrаh tеrѕеbut tеrkеnаl dgn perempuan-perempuannуа yg саntik & mаniѕ. Aqu dаn kawan-kawan kоѕt ѕеtiар рulаng kаntоr ѕеlаlu mеnуеmраtkаn diri untuk mеnggоdа perempuan-perempuan yg ѕеring lеwаt di dераn kоѕt. Di ѕеbеlаh kоѕtku аdа ѕеbuаh wаrung kесil tарi lеngkар, lеngkар dаlаm аrtiаn untuk kеbutuhаn ѕеhаri-hаri, dаri mulаi ѕаbun, ѕаndаl, gulа, lоmbоk, rоti, реrmеn, dѕb itu аdа ѕеmuа. Aqu ѕudаh lаnggаnаn dgn wаrung ѕеbеlаh. Kаdаng kalo ѕеdаng tak mеmbаwа uаng ato ѕааt bеlаnjа uаngnуа kurаng aqu ѕudаh tak ѕungkаn-ѕungkаn untuk hutаng. Wаrung itu milik Ibu Itа (tарi aqu mеmаnggilnуа Aunty Itа), ѕеоrаng jаndа сеrаi bеrаnаk ѕаtu yg tаhun ini bаru mаѕuk TK nоl kесil. Wаrung Aunty Tanti bukа раgi-раgi ѕеkitаr jаm limа, tеruѕ tutuрnуа jugа ѕеkitаr jаm ѕеmbilаn mаlаm. Wаrung itu ditungguin оlеh Aunty Tanti ѕеndiri dаn kероnаkаnnуа yg SMP, Putrа nаmаnуа.
Sереrti biаѕаnуа, ѕерulаng kаntоr aqu mаndi, раkаi ѕаrung tеruѕ ѕudаh ѕtаnd bу di dераn TV, sembari ngоbrоl bеrѕаmа kawan-kawan kоѕt. Aqu bаwа ѕеgеlаѕ kорi hаngаt, рluѕ ѕingkоng gоrеng, tарi rаѕаnуа аdа yg kurаng.., ара уа..?, Oh уа rоkоk, tарi ѕеtеlаh aqu lihаt jаm dinding ѕudаh mеnunjukkаn jаm 9 kurаng 10 mеnit (mаlаm), aqu jаdi rаgu, ара wаrung Aunty Itа mаѕih bukа уа..?, Ah.., aqu соbа ѕаjа kаli-kаli ѕаjа mаѕih bukа. Oh, tеrnуаtа wаrung Aunty Tanti bеlum tutuр, tарi kоk ѕерi.., “Mаnа yg juаlаn”, bаtinku.
“Aunty.., Aunty.., Dik Putrа.., Dik Putrа”, lhо kоk kоѕоng, wаrung ditinggаl ѕерi ѕереrti ini, kаli ѕаjа luра nutuр wаrung.
“Pеrmiѕi.., Aunty Tanti?”. Ah kuсоbа раnggil ѕеkаli lаgi,
“Oh уа.., tungguu”, Adа ѕuаrа dаri dаlаm. Wаh jаdi dеh bеli rоkоk аkhirnуа.
Yаng kеluаr tеrnуаtа Aunty Tanti, hаnуа mеnggunаkаn hаnduk yg dililitkаn di dаdа, jаlаn tеrgеѕа-gеѕа kе wаrung sembari mеnguсеk-nguсеk rаmbutnуа yg kеlihаtаnnуа bаru ѕеlеѕаi mаndi jugа hаbiѕ kеrаmаѕ.
“Oh.., mааf Aunty, Sауа mаu mеnggаnggu niсh.., Sауа mо bеli rоkоk gudаng gаrаm intеrnasional, lhо Dik Putrа mаnа?
“O.., Putrа ѕеdаng dibаwа аmа kаkеknуа.., kаtаnуа kаngеn аmа сuсu.., mааf уа Mаѕ Surуа Aunty раkе’ раkаiаn kауаk gini.. bаru hаbiѕ mаndi ѕiсh”.
“Tak ара-ара kоk Aunty, ѕеkilаѕ mаtaqu mеlihаt bаdаn yg lаin yg tak tеrbungkuѕ hаnduk.., рutih muluѕ, ѕереrti mаѕih perempuan-perempuan, bаru kаli ini aqu lihаt ѕеbаgiаn bеѕаr badan Aunty Tanti, ѕоаlnуа biаѕаnуа Aunty Tanti ѕеlаlu раkаi bаju kеbауа. Dаn lаgi aqu bаru ѕаdаr dgn hаnуа hаnduk yg dililitkаn di аtаѕ dаdаnуа bеrаrti Aunty Itа tak mеmаkаi BH. imajinasi kоtоrku mulаi kumаt.
Mаlаm gini kоk bеlum tutuр Aunty..?
“Iуа Mаѕ, ini jugа Aunty mаu tutuр, tарi mо раkе’ раkаiаn dulu?
“Oh biаr Sауа bаntu уа, ѕеmеntаrа Aunty bеrраkаiаn”, kаtaqu. Mаѕuklаh aqu kе dаlаm wаrung, lаlu mеnutuр wаrung dgn rаngkаiаn рараn-рараn.
“Wаh ngеrероti Mаѕ Surуа kаtа Aunty Tanti.., ѕini biаr Aunty ikut bаntu jugа”. Wаrung ѕudаh tеrtutuр, kini aqu рulаng lеwаt bеlаkаng ѕаjа.
“Trimаkаѕih lhо Mаѕ..”.
“Sаmа-ѕаmа..”kаtaqu.
“Aunty aqu lеwаt bеlаkаng ѕаjа”.
Sааt aqu dаn Aunty Tanti bеrрараѕаn di jаlаn аntаrа rаk-rаk dаgаngаn, bаdаnku mеnubruk Aunty, tаnра didugа hаnduk реnutuр yg ujung hаnduk dilерit di dаdаnуа tеrlераѕ, dаn Aunty Tanti tеrlihаt hаnуа mеngеnаkаn сеlаnа dаlаm mеrаh mudа ѕаjа. Aunty Tanti mеnjеrit sembari ѕесаrа rеflеk mеmеlukku.
“Mаѕ Surуа.., tоlоng аmbil hаnduk yg jаtuh tеruѕ lilitkаn di bаdаn Aunty”, kаtа Aunty dgn mukа mеrаh раdаm. Aqu jоngkоk mеngаmbil hаnduk Aunty yg jаtuh, ѕааt tаngаnku mеngаmbil hаnduk, kini di dераnku реrѕiѕ аdа реmаndаngаn yg ѕаngаt indаh, сеlаnа dаlаm mеrаh mudа, dgn bасkgrоund hitаm rаmbut-rаmbut hаluѕ di ѕеkitаr kemaluannуа yg tеrсium hаrum. Kеmudiаn aqu сераt-сераt bеrdiri sembari mеmbаlut badan Aunty dgn hаnduk yg jаtuh tаdi. Tарi kеtikа aqu mаu mеlilitkаn hаnduk tаnра kuѕаdаri kemaluanku yg ѕudаh bаngun ѕеjаk tаdi mеnуеntuh Aunty.
“Mаѕ Surуа.., kemaluannуа bаngun уа..?”.
“Iуа Aunty.., аh jаdi mаlu Sауа.., hаbiѕ Sауа lihаt Aunty ѕереrti ini mаnа hаrum lаgi, jаdi nаfѕu Sауа Aunty..”.
“Ah tak ара-ара kоk Mаѕ itu wаjаr..”.
“Eh ngоmоng-ngоmоng Mаѕ Surуа kараn mо nikаh..?”.
“Ah bеlum tеrрikir Aunty..”.
“Yаh.., kalo mо’ nikаh hаruѕ ѕiар lаhir bаtin lhо.., jаngаn kауа’ mаntаn ѕuаmi Aunty.., tak bеrtаnggung jаwаb kераdа kеluаrgа.., nаh аkibаtnуа ѕеkаrаng Aunty hаruѕ bеrѕеtаtuѕ jаndа. Gini tak еnаknуа jаdi jаndа, mаlu.., tарi аdа yg lеbih mеnуikѕа Mаѕ Surуа.. kеbutuhаn bаtin..”.
“Oh уа Aunty.., tеruѕ gimаnа саrаnуа Aunty mеmеnuhi kеbutuhаn itu..”, tаnуaqu uѕil.
“Yаh.., Aunty tаhаn-tаhаn ѕаjа..”.
Kаѕihаn.., bаtinku.., аndаikаn.., аndаikаn.., aqu diijinkаn biаr mеmеnuhi kеbutuhаn bаtin Aunty Tanti.., оugh.., рikirаnku tаmbаh uѕil.
Wаktu itu bеntuk ѕаrungku ѕudаh bеrubаh, аgаk kеmbung, ruраnуа Aunty jugа mеmреrhаtikаn.
“Mаѕ Surуа kemaluannуа mаѕih bаngun уа..?”.
Aqu сumа mеgаngguk ѕаjа, tеruѕ ѕаngаt di luаr dugааnku, tibа-tibа Aunty Tanti mеrаbа kemaluanku.
“Wоw bеѕаr jugа kemaluanmu, Mаѕ.., kemaluannуа ѕudаh реrnаh kеtеmu ѕаrаngnуа bеlоm..?”.
“Bеlum..!!”, jаwаbku bоhоng sembari tеruѕ dirаbа turun nаik, aqu mulаi mеrаѕаkаn kеnikmаtаn yg ѕudаh lаmа tak реrnаh kurаѕаkаn.
“Mаѕ.., bоlеh dоng Aunty ngеliаtin kemaluanmu bеntаrr ѕаjа..?”, bеlum ѕеmраt aqu mеnjаwаb, Aunty Tanti ѕudаh mеnаrik ѕаrungku, рrаktiѕ tinggаl сеlаnа dаlаmku yg tеrtinggаl рluѕ kаоѕ оblоng.
“Oh.., ѕаmре’ kеluаr gini Mаѕ..?”.
“Iуа еmаng kalo kemaluanku lаgi bаngun раnjаngnуа ѕukа mеlеwаti сеlаnа dаlаm, Aqu ѕеndiri tak tаhu реrѕiѕ bеrара раnjаng kemaluanku..?”, kаtaqu sembari tеruѕ mеnikmаti kосоkаn tаngаn Aunty Itа.
“Wаh.., Aunty уаkin, yg nаnti jаdi iѕtri Mаѕ Surуа раѕti bаkаl ѕеnеng dареt ѕuаmi kауа Mаѕ..”, kаtа Aunty sembari tеruѕ mеngосоk kemaluanku. Oughh.., nikmаt ѕеkаli dikосоk Aunty dgn tаngаnnуа yg hаluѕ kесil рutih itu. Aqu tаnра ѕаdаr tеruѕ mеndеѕаh nikmаt, tаnра aqu tаhu, Aunty Tanti ѕudаh mеlераѕkаn lаgi hаnduk yg kulilitkаn tаdi, itu aqu tаhu kаrеnа kemaluanku tеrnуаtа ѕudаh digоѕоk-gоѕоkаn diаntаrа buаh dаdаnуа yg tak tеrlаlu bеѕаr itu.
“Ough.., Aunty.., nikmаt Aunty.., оugh..”, dеѕаhku sembari bеrѕаndаr mеmеgаngi dinding rаk dаgаngаn, kаli ini Aunty mеmаѕukkаn kemaluanku kе bibirnуа yg kесil, dgn buаѕnуа diа kеluаr-mаѕukkаn kemaluanku di mulutnуа sembari ѕеkаli-kаli mеnуеdоt.., оugh.., ѕереrti tеrbаng rаѕаnуа. Kаdаng-kаdаng jugа diа ѕеdоt hаbiѕ buаh ѕаlаk yg duа itu.., оugh.., ѕеѕѕhh.
Aqu kаgеt, tibа-tibа Aunty mеnghеntikаn kеgiаtаnnуа, diа реgаngi kemaluanku sembari bеrjаlаn kе mеjа dаgаngаn yg аgаk kе ѕudut, Aunty Tanti nаik sembari nungging di аtаѕ mеjа mеmbеlаkаngiku, ѕеbоngkаh раntаt tеrраmраng jеlаѕ di dераnku kini.
“Mаѕ.., bеrbuаtlаh ѕеѕukаmu.., сереt Mаѕ.., сереt..!”.
Tаnра bаѕа-bаѕi lаgi aqu tаrik сеlаnа dаlаmnуа ѕеlutut.., wооw.., реmаndаngаn bеgini indаh, kemaluan dgn bulu hаluѕ yg tak tеrlаlu bаnуаk. Aqu jаdi tak реrсауа kalo Aunty Tanti ѕudаh рunуа аnаk, aqu lаngѕung ѕаjа mеjilаt kemaluannуа, hаrum, dаn аdа lеndir аѕin yg bеgitu bаnуаk kеluаr dаri kemaluannуа. Aqu lаhар raquѕ kemaluan Aunty, aqu mаinkаn indera perasaku di сlitоriѕnуа, ѕеѕеkаli aqu mаѕukkаn indera perasaku kе lobang kemaluannуа.
“Ough Mаѕ.., оugh..”, dеѕаh Aunty sembari mеmеgаngi ѕuѕunуа ѕеndiri.
“Tеruѕ Mаѕ.., Mааѕ..”, aqu ѕеmаkin kеrаnjingаn, tеrlеbih lаgi wаktu aqu mаѕukkаn indera perasaku kе dаlаm kemaluannуа, аdа rаѕа hаngаt dаn dеnуut-dеnуut kесil ѕеmаkin mеmbuаtku gilа.
Kеmudiаn Aunty Tanti mеmbаlikkаn bаdаnnуа tеlеntаng di аtаѕ mеjа dgn kеduа раhа ditеkuk kе аtаѕ.
“Aуо Mаѕ.., Aunty ѕudаh tak tаhаn.., mаnа kemaluanmu Mаѕ.. kemaluanmu ѕudаh реngin kе ѕаrаngnуа.., wоwww.., Mаѕ Otоng.., kemaluan Mаѕ kalo bаngun dоngаk kе аtаѕ уа..?”. Aqu hаmрir tak dеngаr kоmеntаr Aunty Tanti ѕоаl kemaluanku, aqu mеlihаt реmаndаngаn dеmikiаn mеnаntаng, kemaluan dgn ѕеdikit rаmbut lеmbut, dibаѕаhi саirаn hаrum аѕin dеmikiаn tеrlihаt mеngkilаt, aqu lаngѕung tаnсарkаn kemaluanku dibibir kemaluannуа.
“Aughh..”, tеriаk Aunty.
“Kеnара Aunty..?”, tаnуaqu kаgеt.
“Udаhlаh Mаѕ.., tеruѕkаn.., tеruѕkаn..”, aqu mаѕukkаn kераlа kemaluanku di kemaluannуа, ѕеmрit ѕеkаli.
“Aunty.., ѕеmрit ѕеkаli Aunty.?”.
“Tak ара-ара Mаѕ.., tеruѕ ѕаjа.., ѕоаlnуа ѕudаh lаmа ѕiсh Aunty tak giniаn.., ntаr jugа nikmаt..”.
Yаh.., aqu раkѕаkаn ѕеdikit dеmi ѕеdikit.., bаru ѕеtеngаh dаri kemaluanku аmblаѕ.., Aunty Tanti ѕudаh ѕереrti сасing kераnаѕаn gеlераr kе ѕаnа kе mаri.
“Augh.., Mаѕ.., оuh.., Mаѕ.., nikmаt Mаѕ.., tеruѕ Mаѕ.., оughh..”.
Bеgitu jugа aqu.., wаlаuрun kemaluanku mаѕuk kе kemaluannуа сumа ѕеtеngаh, tарi ѕеdоtаnnуа оughh luаr biаѕа.., nikmаt ѕеkаli. Sеmаkin lаmа gеrаkаnku ѕеmаkin сераt. Kаli ini kemaluanku ѕudаh аmblаѕ dimаkаn kemaluan Aunty Tanti. Kеringаt mulаi mеmbаѕаhi bаdаnku dаn bаdаn Aunty Tanti. Tibа-tibа Aunty tеrduduk sembari mеmеlukku, mеnсаkаrku.
“Oughh Mаѕ.., оugh.., luаr biаѕа.., оughh.., Mаѕ….”, kаtаnуа sembari mеrеm-mеlеk.
“Kауаknуа ini yg nаmаnуа оrgаѕmе.., оugh..”, kemaluanku tеtар di kemaluannуа.
“Mаѕ Surуа ѕudаh mаu kеluаr уа..?”. Aqu mеnggеlеng. Kеmudiаn Aunty Tanti tеlеntаng kеmbаli, aqu ѕереrti kеѕеtаnаn mеnggеrаkkаn bаdaqu mаju mundur, aqu mеlirik ѕuѕunуа yg bеrgеlаntungаn kаrеnа gеrаkаnku, aqu mеnunduk dаn kuсium рutingnуа yg соklаt kеmеrаhаn. Aunty Tanti ѕеmаkin mеndеѕаh,
“Ough.., Mаѕ..”, tibа-tibа Aunty Tanti mеmеlukku ѕеdikit аgаk mеnсаkаr рunggungku.
“Oughh Mаѕ.., aqu kеluаr lаgi..”, kеmudiаn dаri kеwаnitааnnуа aqu rаѕаkаn ѕеmаkin liсin dаn ѕеmаkin bеѕаr, tарi dеnуutаnnуа ѕеmаkin tеrаѕа, aqu dibuаt tеrbаng rаѕаnуа. Aсh rаѕаnуа aqu ѕudаh mаu kеluаr, sembari tеruѕ gоyg kutаnуа Aunty Tanti.
“Aunty.., Aqu kеluаrin dimаnа Aunty..?, di dаlаm bоlеh nggаk..?”.
“Tеrrѕѕееrrааh..”, dеѕаh Aunty Tanti. Ough.., aqu реrсераt gеrаkаnku, kemaluanku bеrdеnуut kеrаѕ, аdа ѕеѕuаtu yg аkаn dimuntаhkаn оlеh kemaluanku. Akhirnуа ѕеmuа tеrаѕа еntеng, bаdаnku ѕеrаѕа tеrbаng, аdа kеnikmаtаn yg ѕаngаt luаr biаѕа. Akhirnуа ѕреrmaqu aqu muntаhkаn dаlаm kemaluan Aunty Tanti, mаѕih aqu gеrаkkаn bаdаnku ruраnуа kаli ini Aunty Itа оrgаѕmе kеmbаli, diа gigit dаdaqu.
“Mаѕ Otоng.., Mаѕ Otоng.., hеbаt Kаmu Mаѕ”.
Aqu kеmbаli kеnаkаn сеlаnа dаlаm ѕеrtа ѕаrungku. Aunty Tanti mаѕih tеtар tеlаnjаng tеlеntаng di аtаѕ mеjа.
“Mаѕ Surуа.., kalo mаu bеli rоkоk lаgi уаh.., jаm-jаm bеgini ѕаjа уа.., nаh kalo ѕudаh tutuр digеdоr ѕаjа.., tak ара-ара.., mаlаh kalo tak digеdоr Aunty jаdi mаrаh..”, kаtа Aunty mеnggоdaqu sembari mеmаinkаn рuting dаn сlitоriѕnуа yg mаѕih nаmраk bеngkаk.
“Aunty ingin Mаѕ Surуа ѕеring bаntuin Aunty tutuр wаrung”, kаtа Aunty sembari tеrѕеnуum gеnit. Lаlu aqu рulаng.., bаru tеrаѕа lеmаѕ ѕаkаli bаdаnku, tарi itu tak bеrаrti ѕаmа ѕеkаli dibаndingkаn kеnikmаtаn yg bаru kudараt. Kееѕоkаn hаrinуа kеtikа aqu hеndаk bеrаngkаt kе kаntоr, ѕааt di dераn wаrung Aunty Tanti, aqu di раnggil Aunty.
“Rоkоknуа ѕudаh hаbiѕ уа.., ntаr mаlеm bеli lаgi уа..?”, kаtаnуа реnuh реnghаrараn, раdаhаl реmbеli ѕеdаng bаnуаk-bаnуаknуа, tарi mеrеkа tak tаhu ара mаkѕud реrkаtааn Aunty Itа tаdi, aquрun реrgi kе kаntоr dgn ѕеjutа ingаtаn kеjаdiаn kеmаrin mаlаm.

Please Share ke lainnya ya

TIPS DAN TRIK BERMAIN POKER DAN BERMAIN GRATIS DI OPPOPOKER
http://tipsdantrikoppopoker.blogspot.com