Wednesday, May 31, 2017

Cerita Mesum, Gadis Pemalu

Cerita Mesum, Gadis Pemalu


Hari
ini adalah hari pertamaku tinggal di kota Bandung. Karena tugas kJarworku, aku
terpaksa tinggal di Bandung selama 5 hari dan weekend di Jakarta. Di kota
kembang ini, aku menyewa kamar di rumah temanku. Menurutnya, rumah itu hanya
ditinggali oleh Ayahnya yang sudah pikun, seorang perawat, dan seorang
pembantu. “Rumah yang asri” gumamku dalam hati. Halaman yang hijau, penuh
tanaman dan bunga yang segar dikombinasikan dengan kolam ikan berbentuk oval.
Aku mengetuk pintu rumah tersebut beberapa kali sampai pintu dibukakan. Sesosok
tubuh semampai berbaju serba putih menyambutku dengan senyum manisnya.
“Pak Rahmat ya..”.
“Ya.., saya temannya Mas Jarwo yang akan menyewa kamar di
sini. Lho, kamu kan pernah kerja di tetanggaku?”, jawabku surprise. Perawat ini
memang pernah bekerja pada tetanggaku di Bintaro sebagai baby sitter.
“Iya…, saya dulu pengasuhnya Aurelia. Saya keluar dari sana
karena ada rencana untuk kawin lagi. Saya kan dulu janda pak.., tapi mungkin
belum jodo.., ee dianya pergi sama orang lain.., ya sudah, akhirnya saya kerja
di sini..”, Mataku memandangi sekujur tubuhnya.
Cerita Sex Terbaru
Hesti (nama si perawat itu) secara Matsik memang tidak pantas menjadi seorang
perawat. Kulitnya putih bersih, wajahnya mAniks, rambutnya hitam sebahu, buah
dadanya sedang menantang, dan kakinya panjang semampai. Kedua matanya yang
bundar memandang langsung mataku, seakan ingin mengatakan sesuatu. Aku tergagap
dan berkata,
“Ee.., Mbak Hesti, Bapak ada?”.
“Bapak sedang tidur. Tapi Mas Jarwo sudah nitip sama saya.
Mari saya antarkan ke kamar..”.
Hesti menunjukkan kamar yang sudah disediakan buatku. Kamar
yang luas, ber-AC, tempat tidur besar, kamar mandi sendiri, dan sebuah meja
kerja. Aku meletakkan koporku di lantai sambil melihat berkeliling, sementara Hesti
merunduk merapikan sprei ranjangku. Tanpa sengaja aku melirik Hesti yang sedang
menunduk. Dari balik baju putihnya yang kebetulan berdada rendah, terlihat dua
buah dadanya yang ranum bergayut di hadapanku. Ujung buah dada yang berwarna
putih itu ditutup oleh BH berwarna pink. Darahku terkesiap. Ahh…, perawat
cantik, janda, di rumah yang relatif kosong.Sadar melihat aku terkesima akan
keelokan buah dadanya, dengan tersipu-sipu Hesti menghalangi pemandangan indah
itu dengan tangannya.
“Semuanya sudah beres Pak…, silakan beristirahat..”.
“Ee…, ya.., terima kasih”, jawabku seperti baru saja
terlepas dari lamunan panjang.
Sore itu aku berkenalan dengan ayah Jarwo yang sudah pikun
itu. Ia tinggal sendiri di rumah itu setelah ditinggalkan oleh istrinya 5 tahun
yang lalu. Selama beramah-tamah dengan sang Bapak, mataku tak lepas memandangi Hesti.
Sore itu ia menggunakan daster tipis yang dikombinasikan dengan celana kulot
yang juga tipis. Buah dadanya nampak semakin menyembul dengan dandanan seperti
itu. Di rumah itu ada seorang pembantu berumur sekitar 17 tahun. Mukanya mAniks,
walaupun tidak secantik Hesti. Badannya bongsor dan motok. Anik namanya. Ia
yang sehari-hari menyediakan makan untukku. Hari demi hari berlalu.
Karena kepiawaianku dalam bergaul, aku sudah sangat akrab
dengan orang-orang di rumah itu. Bahkan Anik sudah biasa mengurutku dan Hesti
sudah berani untuk ngobrol di kamarku. Bagi janda muda itu, aku sudah merupakan
tempat mencurahkan isi hatinya. Begitu mudah keakraban itu terjadi hingga
kadang-kadang Hesti merasa tidak perlu mengetuk pintu sebelum masuk ke kamarku.
Sampai suatu malam, kHestika itu hujan turun dengan lebatnya. Aku, karena
sedang suntuk memasang VCD saru kesukaanku di laptopku.
Tengah asyik-asyiknya aku menonton tanpa sadar aku menoleh
ke arah pintu, astaga…, Hesti tengah berdiri di sana sambil juga ikut menonton.
Rupanya aku lupa menutup pintu, dan ia tertarik akan suara-suara erotis yang
dikeluarkan oleh Matlm produksi Vivid interactive itu. KHestika sadar bahwa aku
mengetahui kehadirannya, Hesti tersipu dan berlari ke luar kamar.
“Mbak Hesti..”, panggilku seraya mengejarnya ke luar. Kuraih
tangannya dan kutarik kembali ke kamarku.
“Mbak Hesti…, mau nonton bareng? Ngga apa-apa kok..”.
“Ah, ngga Pak…, malu aku..”, katanya sambil melengos.
“Lho.., kok malu.., kayak sama siapa saja.., kamu itu..,
wong kamu sudah cerita banyak tentang diri kamu dan keluarga.., dari yang jelek
sampai yang bagus.., masak masih ngomong malu sama aku?”, Kataku seraya
menariknya ke arah ranjangku.
“Yuk kita nonton bareng yuk..”, Aku mendudukkan Hesti di
ranjangku dan pintu kamarku kukunci.
Dengan santai aku duduk di samping Hesti sambil mengeraskan
suara laptopku. Adegan-adegan erotis yang diperlihatkan ke 2 bintang saru itu
memang menakjubkan. Mereka bergumul dengan buas dan saling menghisap. Aku
melirik Hesti yang sedari tadi takjub memandangi adegan-adegan panas tersebut.
Terlihat ia berkali-kali menelan ludah. Nafasnya mulai memburu, dan buah
dadanya terlihat naik turun. Aku memberanikan diri untuk memegang tangannya
yang putih mulus itu.
Hesti tampak sedikit kaget, namun ia membiarkan tanganku
membelai telapak tangannya. Terasa benar bahwa telapak tangan Hesti basah oleh
keringat. Aku membelai-belai tangannya seraya perlahan-lahan mulai mengusap
pergelangan tangannya dan terus merayap ke arah kHestiaknya. Hesti nampak
pasrah saja kHestika aku memberanikan diri melingkarkan tanganku ke bahunya
sambil membelai mesra bahunya.
Namun ia belum berani untuk menatap mataku. Sambil memeluk
bahunya, tangan kananku kumasukkan ke dalam daster melalui lubang lehernya.
Tanganku mulai merasakan montoknya pangkal buah dada Hesti. Kubelai-belai
seraya sesekali kutekan daging empuk yang menggunung di dada bagian kanannya. KHestika
kulihat tak ada reaksi dari Hesti, secepat kilat kusisipkan tangganku ke dalam
BH-nya…, kuangkat cup BH-nya dan kugenggam buah dada ranum si janda muda itu.
“Ohh.., Pak…, jangan..”, Bisiknya dengan serak seraya
menoleh ke arahku dan mencoba menolak dengan menahan pergelangan tangan kananku
dengan tangannya.
“Sshh…, ngga apa-apa Mbak…, ngga apa-apa..”.
“Nanti ketauanhh..”.
“Nggaa…, jangan takut..”, Kataku seraya dengan sigap
memegang ujung puting buah dada Hesti dengan ibu jari dan telunjukku, lalu
kupelintir-pelintir ke kiri dan kanan.
“Ooh.., hh.., Pak.., Ouh.., jj.., jjanganhh.., ouh..”, Hesti
mulai merintih-rintih sambil memejamkan matanya. Pegangan tangannya mulai
mengendor di pergelangan tanganku. Saat itu juga, kusambar bibirnya yang sedari
tadi sudah terbuka karena merintih-rintih.
“Ouhh.., mmff.., cuphh.., mpffhh..”, Dengan nafas
tersengal-sengal Hesti mulai membalas ciumanku. Kucoba mengulum lidahnya yang
mungil, kHestika kurasakan ia mulai membalas sedotanku. Bahkan ia kini mencoba
menyedot lidahku ke dalam mulutnya seakan ingin menelannya bulat-bulat.
Tangannya kini sudah tidak menahan pergelanganku lagi, namun kedua-duanya sudah
melingkari leherku. Malahan tangan kanannya digunakannya untuk menekan belakang
kepalaku sehingga ciuman kami berdua semakin lengket dan bergairah.
Cerita Dewasa Terbaru, Momentum ini tak kusia-siakan.
Sementara Hesti melingkarkan kedua tangannya di leherku, akupun melingkarkan
kedua tanganku di pinggangnya. Aku melepaskan bibirku dari kulumannya, dan aku
mulai menciumi leher putih Hesti dengan buas.
“aahh..Ouhh..” Hesti menggelinjang kegelian dan tanganku
mulai menyingkap daster di bagian pinggangnya. Kedua tanganku merayap cepat ke
arah tali BH-nya dan,
“tasss..” terlepaslah BH-nya dan dengan sigap kualihkan
kedua tanganku ke dadanya.
Saat itulah lurasakan betapa kencang dan ketatnya kedua buah
dada Hesti. Kenikmatan meremas-remas dan mempermainkan putingnya itu terasa
betul sampai ke ujung sarafku. Penisku yang sedari tadi sudah menegang terasa
semakin tegang dan keras. Rintihan-rintihan Hesti mulai berubah menjadi
jeritan-jeritan kecil terutama saat kuremas buah dadanya dengan keras. Hesti
sekarang lebih mengambil inisiatif.
Dengan nafasnya yang sudah sangat terengah-engah, ia mulai
menciumi leher dan mukaku. Ia bahkan mulai berani menjilati dan menggigit daun
telingaku kHestika tangan kananku mulai merayap ke arah selangkangannya. Dengan
cepat aku menyelipkan jari-jariku ke dalam kulotnya melalui perut, langsung ke
dalam celana dalamnya. Walaupun kami berdua masih dalam keadaan duduk
berpelukan di atas ranjang, posisi paha Hesti saat itu sudah dalam keadaan
mengangkang seakan memberi jalan bagi jari-jemariku untuk secepatnya
mempermainkan kemaluannya.
Cerita Mesum Terbaru, Hujan semakin deras saja mengguyur
kota Bandung. Sesekali terdengar suara guntur bersahutan. Namun cuaca dingin
tersebut sama sekali tidak mengurangi gairah kami berdua di saat itu. Gairah
seorang lajang yang memiliki libido yang sangat tinggi dan seorang janda muda
yang sudah lama sekali tidak menikmati sentuhan lelaki. Hesti mengeratkan
pelukannya di leherku kHestika jemariku menyentuh bulu-bulu lebat di ujung
vaginanya. Ia menghentikan ciumannya di kupingku dan terdiam sambil terus
memejamkan matanya. Tubuhnya terasa menegang kHestika jari tengahku mulai
menyentuh vaginanya yang sudah terasa basah dan berlendir itu. Aku mulai
mempermainkan vagina itu dan membelainya ke atas dan ke bawah.
“Ouuhh Pak.., ouhh.., aahh.., g..g.ggelliiihh…”.
Hesti sudah tidak bisa berkata-kata lagi selain merintih
penuh nafsu kHestika clitorisnya kutemukan dan kupermainkan. Seluruh badan Hesti
bergetar dan bergelinjang. Ia nampak sudah tak dapat mengendalikan dirinya
lagi. Jeritan-jeritannya mulai terdengar keras. Sempat juga aku kawatir
dibuatnya. Jangan-jangan seisi rumah mendengar apa yang tengah kami lakukan.
Namun kerasnya suara hujan dan geledek di luar rumah menenangkanku. Benda kecil
sebesar kacang itu terasa nikmat di ujung jari tengahku kHestika aku
memutar-mutarnya. Sambil mempermainkan clitorisnya, aku mulai menundukkan
kepalaku dan menciumi buah dadanya yang masih tertutupi oleh daster.
Seolah mengerti, Hesti menyingkapkan dasternya ke atas,
sehingga dengan jelas aku bisa melihat buah dadanya yang ranum, kenyal dan
berwarna putih mulus itu bergantung di hadapanku. Karena nafsuku sudah memuncak,
dengan buas kusedot dan kuhisap buah dada yang berputing merah jambu itu.
Putingnya terasa keras di dalam mulutku menandakan nafsu janda muda itupun
sudah sampai di puncak. Hesti mulai menjerit-jerit tidak karuan sambil
menjambak rambutku. Sejenak kuhentikan hisapanku dan bertanya,
“Enak Mbak?”. Sebagai jawabannya, Hesti membenamkan kembali
kepalaku ke dalam ranumnya buah dadanya. Jari tengahku yang masih mempermainkan
clitorisnya kini kuarahkan ke lubang vagina Hesti yang sudah menganga karena
basah dan posisi pahanya yang mengangkang. Dengan pelan tapi pasti kubenamkan
jari tengahku itu ke dalamnya dan,
“Auuhh.., P.Paak.., hh”. Hesti menjerit dan menaikkan kedua
kakinya ke atas ranjang.
“Terrusshh.., auhh..”. Kugerakkan jariku keluar masuk di
vaginanya dan Hesti menggoyangkan pingggulnya mengikuti irama keluar masuknya
jemariku itu.
Aku menghentikan ciumanku di buah dada Hesti dan mulai
mengecup bibir ranum janda itu. Matanya tak lagi terpejam, tapi memandang sayu
ke mataku seakan berharap kenikmatan yang ia rasakan ini jangan pernah
berakhir. Tangan kiriku yang masih bebas, membimbing tangan kanan Hesti ke
balik celana pendekku. KHestika tangannya menyentuh penisku yang sudah sangat
keras dan besar itu, terlihat ia agak terbelalak karena belum pernah melihat
bentuk yang panjang dan besar seperti itu. Hesti meremas penisku dan mulai
mengocoknya naik turun naik turun.., kocokan yang nikmat yang membuatku tanpa
sadar melenguh,
“Ahh.., Mbaak.., enaknya.., terusin..”.
Saat itu kami berdua berada pada puncaknya nafsu. Aku yakin
bahwa Mbak Hesti sudah ingin secepatnya memasukkan penisku ke dalam vaginanya.
Ia tidak mengatakannya secara langsung, namun dari tingkahnya menarik penisku
dan mendekatkannya ke vaginanya sudah merupakan pertanda. Namun, di dHestik-dHestik
yang paling menggairahkan itu terdegar suara si Bapak tua berteriak,
“Hestiii…, Hestiii..”. Kami berdua tersentak.
Kukeluarkan jemariku dari vaginanya, Hesti melepaskan
kocokannya dan ia membenahi pakaian dan rambutnya yang berantakan. Sambil
mengancingkan kembali BH-nya ia keluar dari kamarku menuju kamar Bapak tua itu.
Sialan!, kepalaku terasa pening. Begitulah penyakitku kalau libidoku tak
tersalurkan.
Cerita Bokep Terbaru, Beberapa saat lamanya aku menanti
siapa tahu janda muda itu akan kembali ke kamarku. Tapi nampaknya ia sibuk
mengurus orang tua pikun itu, sampai aku tertidur. Entah berapa lama aku
terlelap, tiba-tiba aku merasa napasku sesak. Dadaku serasa tertindih suatu
beban yang berat. Aku terbangun dan membuka mataku. Aku terbelalak, karena
tampak sesosok tubuh putih mulus telanjang bulat menindih tubuhku.
“Mbak Hesti?”, Tanyaku tergagap karena masih mengagumi
keindahan tubuh mulus yang berada di atas tubuhku. Lekukan pinggulnya terlihat
landai, dan perutnya terasa masih kencang. Buah dadanya yang lancip dan montok
itu menindih dadaku yang masih terbalut piyama itu. SekHestika, rasa kantukku
hilang. Mbak Hesti tersenyum simpul kHestika tangannya memegang celanaku dan
merasakan betapa penisku sudah kembali menegang.
“Kita tuntaskan ya Mbak?”, Kataku sambil menyambut kuluman
lidahnya.
Sambil dalam posisi tertindih aku menanggalkan seluruh baju
dan celanaku. Kegairahan yang sempat terputus itu, mendadak kembali lagi dan
terasa bahkan lebih menggila. Kami berdua yang sudah dalam keadaan bugil saling
meraba, meremas, mencium, merintih dengan keganasan yang luar biasa. Mbak Hesti
sudah tidak malu-malu lagi menggoyangkan pinggulnya di atas penisku sehingga
bergesekan dengan vaginanya.
Tidak lebih dari 5 menit, aku merasakan bahwa nafsu syahwat
kami sudah kembali berada dipuncak. Aku tak ingin kehilangan momen lagi.
Kubalikkan tubuh Hesti, dan kutindih sehingga keempukan buah dadanya terasa
benar menempel di dadaku. Perutku menggesek nikmat perutnya yang kencang, dan
penisku yang sudah sangat menegang itu bergesekan dengan vaginanya.
“Mbak.., buka kakinya.., sekarang kamu akan merasakan
sorganya dunia Mbak..”, bisikku sambil mengangkangkan kedua pahanya. Sambil
tersengal-sengal Hesti membuka pahanya selebar-lebarnya. Ia tersenyum mAniks dengan
mata sayunya yang penuh harap itu.
“Ayo Pak.., masukkan sekarang…”, Aku menempelkan kepala
penisku yang besar itu di mulut vagina Hesti. Perlahan-lahan aku memasukkannya
ke dalam, semakin dalam, semakin dalam dan,
“aa.., Aooohh.., paakh….., aahh..”, rintihnya sambil
membelalakkan matanya kHestika hampir seluruh penisku kubenamkan ke dalam
vaginanya. Setelah itu,
“Blesss…”, dengan sentakan yang kuat kubenamkan habis
penisku diiringi jeritan erotisnya,
“Ahh.., besarnyah.., ennnakk ppaak..”.
Aku mulai memompakan penisku keluar masuk, keluar masuk.
Gerakanku makin cepat dan cepat. Semakin cepat gerakanku, semakin keras jeritan
Hesti terdengar di kamarku. Pinggul janda muda itu pun berputar-putar dengan
cepat mengikuti irama pompaanku. Kadang-kadang pinggulnya sampai
terangkat-angkat untuk mengimbangi kecepatan naik turunnya pinggulku. Buah
dadanya yang terlihat bulat dalam keadaan berbaring itu bergetar dan bergoyang
ke sana ke mari. Sungguh menggairahkan!
Tiba-tiba aku merasakan pelukannya semakin mengeras. Terasa
kuku-kukunya menancap di punggungku. Otot-ototnya mulai menegang. Nafas
perempuan itu juga semakin cepat. Tiba-tiba tubuhnya mengejang, mulutnya
terbuka, matanya terpejam,dan alisnya merengut
“aahh..”. Hesti menjerit panjang seraya menjambak rambutku,
dan penisku yang masih bergerak masuk keluar itu terasa disiram oleh suatu
cairan hangat. Dari wajahnya yang menyeringai, tampak janda muda itu tengah
menghayati orgasmenya yang mungkin sudah lama tidak pernah ia alami itu. Aku
tidak mengendurkan goyangan pinggulku, karena aku sedang berada di puncak
kenikmatanku.
“Mbak.., goyang terus Mbak.., aku juga mau keluar..”. Hesti
kembali menggoyang pinggulnya dengan cepat dan beberapa dHestik kemudian,
seluruh tubuhku menegang.
“Keluarkan di dalam saja pak”, bisik Hesti,
“Aku masih pakai IUD”. Begitu Hesti selesai berbisik, aku
melenguh.
“Mbak.., aku keluar.., aku keluarr…., aahh..”, dan…,
“Crat.., crat.., craat”, kubenamkan penisku dalam-dalam di
vagina perempuan itu.
Seakan mengerti, Hesti mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi
sehingga puncak kenikmatan ini terasa benar hingga ke tulang sumsumku. Kami
berdua terkulai lemas sambil memejamkan mata. Pikiran kami melayang-layang
entah ke mana. Tubuhku masih menindih tubuh montok Hesti. Kami berdua masih saling
berpelukan dan akupun membayangkan hari-hari penuh kenikmatan yang akan kualami
sesudah itu di Bandung.
Sejak kejadian malam itu, kesibukan di kJarworku yang luar
biasa membuatku sering pulang larut malam. Kepenatanku selalu membuatku
langsung tertidur lelap. Kesibukan ini bahkan membuat aku jarang bisa
berkomunikasi dengan Hesti. Walaupun begitu, sering juga aku mempergunakan
waktu makan siangku untuk mampir ke rumah dengan maksud untuk melakukan seks
during lunch. Sayang, di waktu tersebut ternyata Ayah Jarwo senantiasa dalam
keadaan bangun sehingga niatku tak pernah kesampaian. Namun suatu hari aku
cukup beruntung walaupun orang tua itu tidak tidur. Aku mendapat apa yang
kuinginkan.
Ceritanya sebagai berikut: Hesti diminta oleh Ayah Jarwo
untuk mengambil sesuatu di kamarnya. Melihat peluang itu, aku diam-diam
mengikutinya dari belakang. Kamar ayah Jarwo memang tidak terlihat dari tempat
di mana orang tua itu biasa duduk. Sesampainya di kamar kuraih pinggang
semampai perawat itu dari belakang. Hesti terkejut dan tertawa kecil kHestika
sadar siapa yang memeluknya dan tanpa basa-basi langsung menyambut ciumanku
dengan bibirnya yang mungil itu sambil dengan buas mengulum lidahku.
Ia memang sudah tidak malu-malu lagi seperti awal pertemuan
kami. Janda cantik itu sudah menunjukkan karakternya sebagai seorang pecinta
sejati yang tanpa malu-malu lagi menunjukkan kebuasan gairahnya. Kadang aku
tidak mengerti, kenapa suaminya tega meninggalkannya. Namun analisaku
mengatakan, suaminya tak mampu mengimbangi gejolak gairah Hesti di atas ranjang
dan untuk menutupi rasa malu yang terus menerus terpaksa ia meninggalkan
perempuan muda itu untuk hidup bersama dengan perempuan lain yang lebih ‘low
proMatle’.
Aku memang belum sempat menanyakan pada Hesti bagaimana ia
menyalurkan kebutuhan biologisnya di saat menjanda. Aku berpikir, bawa
masturbasi adalah jalan satu-satunya. Kami berdua masih saling berciuman dengan
ganas kHestika dengan sigap aku menyelipkan tanganku ke balik baju perawatnya
yang putih itu. Sungguh terkejut kHestika aku sadar bahwa ia sama sekali tidak
memakai BH sehingga dengan mudahnya kuremas buah dada kanannya yang ranum itu.
“Kok ngga pakai BH Mbak..?” Sambil menggelinjang dan
mendesah, ia menjawab sambil tersenyum nakal.
“Supaya gampang diremas sama kamu..”. Benar-benar jawaban
yang menggemaskan!
Kembali kukulum bibir dan lidahnya yang menggairahkan itu
sambil dengan cepat kubuka kancing bajunya yang pertama, kedua, dan kHestiga.
Lalu tanpa membuang waktu kutundukkan kepalaku, dengan tangan kananku
kukeluarkan buah dada kanannya dan kuhisap sedemikian rupa sehingga hampir
setengahnya masuk ke dalam mulutku. Hesti mulai mengerang kegelian,
“Ouhh.., geli Mas.., geliii.., ahh..”. Sejak kejadian malam
itu, ia memang membiasakan dirinya untuk memanggilku Mas. Sambil menggelinjang
dan merintih, tangan kanan Hesti mulai mengelus-elus bagian depan celana kJarworku.
Penisku yang terletak tepat di baliknya terasa semakin
menegang dan menegang. Jari-jari lentik perempuan itu berusaha untuk mencari
letak kepala penisku untuk kemudian digosok-gosoknya dari luar celana. Sensasi
itu membuat nafasku semakin memburu seperti layaknya nafas kuda yang tengah
berlari kencang. Seakan tak mau kalah darinya, tangan kiriku berusaha
menyingkap rok janda muda itu dan dengan sigap kugosokkan jari-jemariku di
celana dalamnya. Tepat diatas vaginanya, celana dalam Hesti terasa sudah basah.
Sungguh hebat! Hanya dalam beberapa menit saja, ia sudah sedemikian
terangsangnya sehingga vaginanya sudah siap untuk dimasuki oleh penisku.
Cerita Ngentot Terbaru, Tanpa membuang waktu kuturunkan
celana dalam tipis yang kali ini berwarna hitam, kudorong tubuh montok perawat
itu ke dinding, lalu kuangkat paha kanannya sehingga dengkulnya menempel di
pinggangku. Dengan sigap pula kubuka ritsluiting celanaku dan kukeluarkan
penisku yang sudah sangat tegang dan besar itu. Hesti sudah nampak pasrah. Ia
hanya bersender di dinding sambil memejamkan matanya dan memeluk bahuku.
“Hestiii.., mana minyak tawonnya.., kok lama betuul…”. Suara
orang tua itu terdengar dengan keras. Sungguh menjengkelkan. Hesti sempat
terkejut dan nampak pAnikk kHestika kemudian aku berbisik,
“Tenang Mbak.., jawab aja.., kita selesaikan dulu ini..,
kamu mau kan?” Ia mengangguk seraya tersenyum mAniks.
“Sebentar Pak..”, teriaknya.
“Minyak tawonnya keselip entah ke mana.., ini lagi dicari
kok…”. Ia tertawa cekikikan, geli mendengar jawaban spontannya sendiri.
Namun tawanya itu langsung berubah menjadi jerikan erotis
kecil kHestika kupukul-pukulkan kepala penisku ke selangkangannya. Perlahan-lahan
kutempelkan kepala penisku itu di pintu vaginanya. Sambi kuputar-putar kecil
kudorong pinggulku perlahan-lahan. Hesti ternganga sambil terengah-engah,
“aahh.., aahh.., ouhh.., Mas.., besar sekali.., pelan-pelan
Mas..pelan-pelanhh..”, dan,
“aa…”. Hesti menjerit kecil kHestika kumasukkan seluruh
penisku ke dalam vaginanya yang becek dan terasa sangat sempit dalam posisi
berdiri ini.
Aku menyodokkan penisku maju mundur dengan gerakan yang
percepatannya meningkat dari waktu ke waktu. Tubuh Hesti terguncang-guncang,
buah dadanya bergayut ke kiri dan kanan dan jeritannya semakin menjadi-jadi.
Aku sudah tak peduli kalau ayah Jarwon sampai mendengarkan
jeritan perempuan itu. Nafsuku sudah naik ke kepala. Janda muda ini memang
memiliki daya pikat seks yang luar biasa. Walaupun ia hanya seorang perawat,
namun kemulusan dan kemontokan badannya sungguh setara dengan perempuan kota
jaman sekarang. Sangat terawat dan nikmat sekali bila digesek-gesekkankan di
kulit kita. Gerakan pinggulku semakin cepat dan semakin cepat. Mulutku tak
puas-puasnya menciumi dan menghisap puting buah dadanya yang meruncing panjang
dan keras itu. Buah dadanya yang kenyal itu hampir seluruhnya dibasahi oleh air
liurku. Aku memang sedang nafsu berat. Aku merasakan bahwa sebentar lagi aku
akan orgasme dan bersamaan dengan itu juga tubuh Hesti menegang. Kupercepat
gerakan pinggulku dan tiba-tiba,
“aahh.., Mas.., Masss…, aku keluarrr.., aahh”, Jeritnya. Saat
itu juga kusodokkan penisku ke dalam vagina janda muda itu sekeras-kerasnya
dan,
“Craat.., craatt.., craat”.
“Ahh…, Mbaak”, erangku sambil meringis menikmati puncak
orgasme kami yang waktunya jatuh bersamaan itu. Kami berpelukan sesaat dan Hesti
berbisik dengan suara serak.
“Mas.., aku ngga pernah dipuasin laki-laki seperti kamu
muasin saya.., kamu hebat..”. Aku tersenyum simpul.
“Mbak., aku masih punya 1001 teknik yang bisa membuat kamu
melayang ke surga ke-7.., ngga bosan kan kalo lain waktu aku praktekkan sama
kamu?”. Perlahan Hesti menurunkan paha kanannya dan mencabut penisku dari
vaginanya.
“Bosan? Aku gila apa.., yang beginian ngga akan membuatku
bosan.., kalau bisa tiap hari aku mau Mas..”. Benar-benar luar biasa libido
perempuan ini.
Beruntung aku mempunyai libido yang juga luar biasa
besarnya. Sebagai partner seks, kami benar-benar seimbang. Setelah kejadian
siang itu, aku dan Hesti seperti pengantin baru saja. Tak ada waktu luang yang
tak terlewatkan tanpa nafsu dan birahi. Walaupun demikian, aku tekankan pada Hesti,
bahwa hubungan antara aku dan dia, hanyalah sebatas hubungan untuk memuaskan
nafsu birahi saja. Aku dan dia punya hak untuk berhubungan dengan orang lain. Hesti
si janda muda yang sudah merasakan kenikmatan seks bebas itu tentu saja
menyetujuinya. Suatu hari, Hesti masuk ke dalam kamarku dan ia berkata,
“Mas, aku akan mengambil cuti selama 1 bulan. Aku harus
mengurusi masalah tanah warisan di kampungku..”.
“Lha.., kalau Mbak pulang, siapa yang akan mengurusi
Bapak?”, tanyaku sambil membayangkan betapa kosongnya hari-hariku selama
sebulan ke depan.
“Mas Jarwo bilang, akan ada adik Bapak yang akan
menggantikan aku selama 1 bulan.., namanya Mbak Mela.., dia ngga kawin..,
umurnya sudah hampir 40 tahun.., orangnya baik kok.., cerewet.., tapi ramah..”.
Yah apa boleh buat, aku terpaksa kehilangan seorang teman berhubungan seks yang
sangat menggairahkan.
Hitung-hitung cuti 1 bulan.., atau kalau berpikir positif..,
its time to look for a new partner!!!
Hari ini adalah hari ke lima setelah kepergian Hesti. Mbak Mela,
pengganti sementara Hesti, ternyata adalah adik ipar ayah Jarwo. Jadi, adik
istri si bapak tua itu. Mbak Mela adalah seorang perempuan Sunda yang ramah.
Wajahnya lumayan cantik, kulitnya berwarna hitam mAniks, badannya agak pendek
dan bertubuh montok. Ukuran buah dadanya besar. Jauh lebih besar dari Hesti dan
senantiasa berdandan agak menor. Wanita yang berumur hampir 40 tahun itu
mengaku belum pernah menikah karena merasa bahwa tak ada laki-laki yang bisa
cocok dengan sifatnya yang avonturir. Saat ini ia bekerja secara freelance di
sebuah stasiun televisi sebagai penulis naskah. Kemampuan bergaulku dan
keramahannya membuat kami cepat sekali akrab.
Lagi-lagi, kamarku itu kini menjadi markas curhatnya Mbak Mela.
“Panggil saya teh Mela aja deh..”, katanya suatu kali dengan
logat Bandungnya yang kental.
“Kalau gitu panggil saya Rahmat aja ya teh.., ngga usah pake
pak pak-an segala..”, balasku sambil tertawa.
Baru 5 hari kami bergaul, namun sepertinya kami sudah lama
saling mengenal. beritaseks.com Kami seperti dua orang yang kasmaran, saling
memperhatikan dan saling bersimpati. Persis seperti cinta monyet kHestika kita
remaja. Saat itu seperti biasa, kami sedang ngobrol santai dari hati ke hati
sambil duduk di atas ranjangku. Aku memakai baju kaos dan celana pendek yang
ketat sehingga tanpa kusadari tekstur penis dan testisku tercetak dengan jelas.
Bila kuperhatikan, beberapa kali tampak teh Mela mencuri-curi melirik
selangkanganku yang dengan mudah dilihatnya karena aku duduk bersila. Aku
sengaja membiarkan keadaan itu berlangsung. Malah kadang-kadang dengan sengaja
aku meluruskan kedua kakiku dengan posisi agak mengangkang sehingga cetakan
penisku makin nyata saja di celanaku.
Cerita Ngentot Terbaru, Sesekali, ditengah obrolan santai
itu, tampak teh Mela melirik selangkanganku yang diikuti dengan nafasnya yang
tertahan. Kenapa aku melakukan hal ini? Karena libidoku yang luar biasa, aku
jadi tertantang untuk bisa meniduri teh Mela yang aku yakini sudah tak perawan
lagi karena sifatnya yang avonturir itu. Dan lagi, dari sifatnya yang ramah,
ceria, cerewet dan petualang itu, aku yakin di balik tubuh montok perempuan
setengah baya tersimpan potensi libido yang tak kalah besar dengan Hesti. Juga,
gayanya dalam bergaul yang mudah bersentuhan dan saling memegang lengan sering
membuat darahku berdesir. Apalagi kalau aku sedang dalam keadaan libido tinggi.
Saat ini, teh Mela mengenakan daster berwarna putih tipis
sehingga tampak kontras dengan warna kulitnya yang hitam mAnikks itu. Belahan
buah dadanya yang besar itu menyembul di balik lingkaran leher yang berpotongan
rendah di bagian dada. Dasternya sendiri berpola terusan hingga sebatas lutut
sehingga kHestika duduk, pahanya yang montok itu terlihat dengan jelas. Aku
selalu berusaha untuk bisa mengintip sesuatu yang terletak di antara kedua paha
teh Mela. Namun karena posisi duduknya yang selalu sopan, aku tak dapat melihat
apa-apa.
Bukan main! Ternyata seorang wanita berusia 40-an masih
mempunyai daya tarik sexual yang tinggi. Terus terang, baru kali ini aku berani
berfantasi mengenai hubungan seks dengan teh Mela. Sementara ia bercerita
tentang masa mudanya, pikiranku malah melayang dan membayangkan tubuh teh Mela
sedang duduk di hadapanku tanpa selembar benangpun. Alangkah menggairahkannya.
Aku seperti bisa melihat dengan jelas seluruh lekuk tubuhnya yang mulus tanpa
cacat. Tanpa sadar, penisku menegang dan cairan madzi di ujungnya pun mulai
keluar. Celanaku tampak basah di ujung penisku, dan cetakan penis serta
testisku semakin jelas saja tercetak di selangkangan celanaku. Membesarnya
penisku ternyata tak lepas dari perhatian teh Mela. Tampak jelas terlihat
matanya terbelalak melihat ukuran penisku yang membesar dan tercetak jelas di
celana pendekku. Obrolan kami mendadak terhenti karena beberapa saat teh Mela
masih terpaku pada selangkanganku.
“Kunaon teh..?”, tanyaku memancing.
“Eh.., enteu.., kamu teh mikirin apa sih…?”, katanya sambil
tersenyum simpul.
“Mikirin teh Mela teh.., entah kenapa barusan saya
membayangkan teh Mela nggak pakai apa-apa.., aduh indahnya teh..”, tiba-tiba
saja jawaban itu meluncur dari mulutku.
Aku sendiri terkejut dengan jawabanku yang sangat terus
terang itu dan sempat membuatku terpaku memandang wajah teh Mela. Wajah teh Mela
tampak memerah mendengar jawabanku itu. Napasnya mendadak memburu.
Tiba-tiba teh Mela bangkit dari duduknya dan berjalan menuju
pintu. Ia menutup pintu kamarku dan menguncinya. Leherku tercekat, dan
kurasakan jantungku berdegup semakin kencang. Dengan tersenyum dan sorot mata
nakal ia menghampiriku dan duduk tepat di hadapan selangkanganku. Aku memang
sedang dalam posisi selonjor dengan kedua kaki mengangkang.
“Mat, kamu pingin sama teteh..? Hmm?”, Desahnya seraya
meraba penis tegangku dari luar celana.
Aku menelan ludah sambil mengangguk perlahan dan tersenyum.
Entah mengapa, aku jadi gugup sekali melihat wajah teh Mela yang semakin
mendekat ke wajahku. Tanpa sadar aku menyandarkan punggungku ke tembok di ujung
ranjang dan teh Mela menggeser duduknya mendekatiku sambil tetap menekan dan
membelai selangkanganku. Nafas teh Mela yang semakin cepat terasa benar semakin
menerpa hidung dan bibirku. Rasa nikmat dari belaian jemari teh Mela di
selangkanganku semakin terasa keujung syaraf-syarafku. Napasku mulai memburu
dan tanpa sadar mulutku mulai mengeluarkan suara erangan-erangan.
Cerita Lucah Terbaru, Dengan lembut teh Mela menempelkan
bibirnya di atas bibirku. Ia memulainya dengan mengecup ringan, menggigit bibir
bawahku, dan tiba-tiba.., lidahnya memasuki mulutku dan berputar-putar di
dalamnya dengan cepat. Langit-langit mulutku serasa geli disapu oleh lidah
panjang milik perempuan setengah baya yang sangat menggairahkan itu. Aku mulai
membalas ciuman, gigitan, dan kuluman teh Mela. Sambil berciuman, tangan
kananku kuletakkan di buah dada kiri teh Mela. Uh.., alangkah besarnya..,
walaupun masih ditutupi oleh daster, keempukan dan kekenyalannya sudah sangat
terasa di telapak tanganku. Dengan cepat kuremas-remas buah dada teh Mela itu,
“Emph.., emph..”, rintihnya sambil terus mengulum lidahku
dan menggosok-gosok selangkanganku.
Mendadak teh Mela menghentikan ciumannya. Ia menahan
tanganku yang tengah meremas buah dadanya dan berkata,
“Mat, sekarang kamu diam dulu yah.., biar teteh yang
duluan..”.
Tiba-tiba dengan cepat teh Mela menarik celana pendekku
sekalian dengan celana dalamku. Saking cepatnya, penisku yang menegang melejit
keluar. Sejenak teh Mela tertegun menatap penisku yang berdiri tegak laksana
tugu monas itu.
“Gusti Rahmat.., ageung pisan..”, bisiknya lirih.
Dengan cepat teh Mela menundukkan kepalanya, dan sekHestika
tubuhku terasa dialiri oleh aliran listrik yang mengalir cepat kHestika mulut
teh Mela hampir menelan seluruh penisku. Terasa ujung penisku itu menyentuh
langit-langit belakang mulut teh Mela. Dengan sigap teh Mela memegang penisku
sementara lidahnya memelintir bagian bawahnya. Kepala teh Mela naik turun
dengan cepat mengiringi pegangan tangannya dan puntiran lidahnya.
Aku benar-benar merasa melayang di udara kHestika teh Mela
memperkuat hisapannya. Aku melirik ke arah kaca riasku, dan di sana tampak
diriku terduduk mengangkang sementara teh Mela dengan dasternya yang masih saja
rapi merunduk di selangkanganku dan kepalanya bergerak naik turun. Suara
isapan, jilatan dan kecupan bibir perempuan montok itu terdengar dengan jelas.
Kenikmatan ini semakin menjadi-jadi kHestika kurasakan teh Mela mulai
meremas-remas kedua bola testisku secara bergantian. Perutku serasa mulas dan
urat-urat di penisku serasa hendak putus karena tegangnya. Teh Mela tampak
semakin buas menghisapi penisku seperti seseorang yang kehausan di padang pasir
menemukan air yang segar. Jari-jemarinyapun semakin liar mempermainkan kedua
testisku.
“Slurrp.., Cuph.., Mphh..”. Suara kecupan-kecupan di penisku
semakin keras saja.
Nafsuku sudah naik ke kepala. Aku berontak untuk berusaha
meremas kedua buah dada montok dan besar milik wanita lajang berusia setengah
baya itu, namun tangan teh Mela dengan kuat menghalangi tubuhku dan iapun
semakin gila menghisapi dan menjilati penisku. Aku mulai bergelinjang-gelinjang
tak karuan.
“Teh Mela.., teeeh…, gantian dongg.., please.., saya udah
ngga kuaat…, aahh.., sss..”, erangku seakan memohon.
Namun permintaanku tak digubrisnya. Kedua tangan dan
mulutnya semakin cepat saja mengocok penisku. Terasa seluruh syaraf-syarafku
semakin menegang dan menegang, degup jantungku berdetak semakin kencang.. napaskupun
makin memburu.
“Oohh…, Teh Mela.., Teh Melaee…, aahh….”, Aku berteriak
sambil mengangkat pinggulku tinggi-tinggi dan,
“Crat.., craat.., craat”, aku memuncratkan spermaku di dalam
mulut teh Mela.
Dengan sigap pula teh Mela menelan dan menjilati spermaku
seperti seorang yang menjilati es krim dengan nikmatnya. SHestiap jilatan teh Mela
terasa seperti setruman-setruman kecil di penisku. Aku benar-benar menikmati
permainan ini.., luar biasa teh Mela, “Enak Mat..? Hmm?”, teh Mela mengangkat
kepalanya dari selangkanganku dan menatapku dengan senyum manisnya, tampak di
seputar mulutnya banyak menempel bekas-bekas spermaku.
“Fuhh nikmatnya sperma kamu Mat..” Bisiknya mesra seraya
menjilat sisa-sisa spermaku di bibirnya.
“Obat awet muda ya teh..”, kataku bercanda.
“Yaa gitulah…, Jarwosan sekedap nya? Biar teteh ambilkan
minum buat kamu”.
Oh my God.., benar-benar seorang wanita yang penuh
pengabdian, dia belum mengalami orgasme apa-apa tapi perhatiannya pada pasangan
lelakinya luar biasa besar, sungguh pasangan seks yang ideal! Kenyataan itu
saja membuat rasa simpati dan birahiku pada teh Mela kembali bergejolak. Teh Mela
kembali dari luar membawa segelas air.
“Minum deh.., biar kamu segeran..”.
“Nuhun teh.., tapi janji ya abis ini giliran saya muasin
teteh..”. Aku meneguk habis air dingin buatan teh Mela dan saat itu pula aku
merasakan kejantananku kembali.
Birahiku kembali bergejolak melihat tubuh montok teh Mela
yang ada di hadapanku. Aku meraih tangan teh Mela dan dengan sekali betot
kubaringkan tubuhnya yang molek itu di atas ranjang.
“Eeehh.., pelan-pelan Mat..”, teriak teh Mela dengan geli.
“Teteh mau diapain sih… “, lanjutnya manja.
Cerita Tante Terbaru, Tanpa menjawab, aku menindih tubuh
montok itu, dan sekejap kurasakan nikmatnya buah dada besar itu tergencet oleh
dadaku. Juga, syaraf-syaraf sekitar pinggulku merasakan nikmatnya penisku yang
menempel dengan gundukan vaginanya walaupun masih ditutupi oleh daster dan
celana dalamnya.
Kupandangi wajah teh Mela yang bundar dan mAniks itu. Kalau
diperhatikan, memang sudah terdapat kerut-kerut kecil di daerah mata dan
keningnya. Tapi peduli setan! Teh Mela adalah seorang wanita setengah baya yang
paling menggairahkan yang pernah kulihat. Pancaran aura sexualnya sungguh kuat
menerangi sanubari lelaki yang memandangnya.
“Teteh mau tau apa yang ingin saya lakukan terhadap teteh?”,
Kataku sambil tersenyum.
“Saya akan memperkosa teteh sampai teteh ketagihan”.
Lalu dengan ganas, aku memulai menciumi bibir dan leher teh Mela.
Teh Melapun dengan tak kalah ganasnya membalas ciuman-ciumanku. Keganasan kami
berdua membuat suasana kamarku menjadi riuh oleh suara-suara kecupan dan
rintihan-rintihan erotis. Dengan tak sabar aku menarik ritsluiting daster teh Mela,
kulucuti dasternya, BH-nya, dan yang terakhir.., celana dalamnya. Wow.., sebuah
gundukan daging tanpa bulu sama sekali terlihat sangat menantang terletak di
selangkangan teh Mela. My God.., alangkah indahnya vagina teh Mela itu.., tak
pernah kubayangkan bahwa ia mencukur habis bulu kemaluannya.
“Kamu juga buka semua dong Mat”, rengeknya sambil menarik
baju kaosku ke atas.
Dalam sekejap, kami berdua berdua berpelukan dan berciuman
dengan penuh nafsu dalam keadaan bugil! Sambil menindih tubuhnya yang montok
itu, bibirku menyelusuri lekuk tubuh teh Mela mulai dari bibir, kemudian turun
ke leher, kemudian turun lagi ke dada, dan terus ke arah puting susu kirinya
yang berwarna coklat kemerah-merahan itu. Alangkah kerasnya puting susunya,
alangkah lancipnnya.., dan mmhh.., sekHestika itu juga kukulum, kuhisap dan kujilat
puting kenyal itu.., karena gemasnya, sesekali kugigit juga puting itu.
“Auuhh.., Mat.., gellii.., sss.., ahh”, rintihnya kHestika
gigitanku agak kukeraskan.
 Badan montoknya mulai
mengelinjang-gelinjang ke sana k emari.., dan mukanya menggeleng-geleng ke kiri
dan ke kanan. Sambil menghisap, tangan kananku merayap turun ke
selangkangannya. Dengan mudah kudapati vaginanya yang besar dan sudah sangat
becek sekali. Akupun dengan sigap memain-mainkan jari tenganku di pintu
vaginanya.
“Crks.., crks.., crks”, terdengar suara becek vagina teh Mela
yang berwarna lebih putih dari kulit sekitarnya.  KHestika jariku mengenai gundukan kecil
daging yang mirip dengan sebutir kacang, kHestika itu pula wanita setengah baya
itu menjerit kecil.
“Ahh.., geli Mat.., gelli”, Putaran jariku di atas clitoris
teh Mela dan hisapanku pada kedua puting buah dadanya makin membuat lajang
montok berkulit hitam mAniks itu semakin bergelinjang dengan liar.
“Mat.., masukin sekarang Mat.., sekarang.., please.., teteh
udah nggak tahan..ahh..”. Kulihat wajah teh Mela sudah meringis seperti orang
kesakitan.
Ringisan itu untuk menahan gejolak orgasmenya yang sudah
hampir mencapai puncaknya. Dengan sigap kuarahkan penisku ke vagina montok
milik teh Mela.., kutempelkan kepala penisku yang besar tepat di bawah
clitorisnya, kuputar-putarkan sejenak dan teh Mela meresponnya dengan
mengangkangkan pahanya selebar-lebarnya untuk memberi kemudahan bagiku untuk
melakukan penetrasi.., saat itu pula kusodokkan pantatku sekuat-kuatnya dan,
“Blesss”, masuk semuanya!
“Aahh….” Teh Mela menjerit panjang..,
“Besar betul Mat.., auhh…., besar betuull…, duh gusti
enaknya.., aahh..”. Dengan penuh keganasan kupompa penisku keluar masuk vagina
teh Mela.
Dan iapun dengan liarnya memutar-mutar pinggulnya di bawah
tindihanku. Astaga.., benar-benar pengalaman yang luar biasa! Bahkan keliaran
teh Mela melebihi ganasnya Mbak Hesti.., luar biasa! Kedua tubuh kami sudah
sangat basah oleh keringat yang bercampur liur. Kasurkupun sudah basah di
mana-mana oleh cairan mAnik maupun lendir yang meleleh dari vagina teh Mela,
namun entah kekuatan apa yang ada pada diri kami…, kami masih saling memompa,
merintih, melenguh, dan mengerang. Bunyi ranjangkupun sudah tak karuan..,
“Kriet.., kriet.., krieeet”, sesuai irama goyangan pinggul
kami berdua. Penisku yang besar itu masih dengan buasnya menggesek-gesek vagina
teh Mela yang terasa sempit namun becek itu. Setelah lebih dari 15 menit kami
saling memompa, tiba-tiba kurasakan seluruh tubuh teh Mela menegang.
“Mat.., Mat.., Teteh mau keluar..”.
“Iya teh, saya juga.., kita keluar sama-sama teh…”,
Goyanganku semakin kupercepat dan pada saat yang bersamaan kami berdua saling
berciuman sambil berpelukan erat.., aku menancapkan penisku dalam-dalam dan teh
Mela mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi…,
“Crat.., crat.., crat.., crat”, kami berdua mengerang dengan
keras sambil menikmati tercapainya orgasme pada saat yang bersamaan.
Kami sudah tak peduli bila seisi rumah akan mendengarkan
jeritan-jeritan kami, karena aku yakin teh Melapun tak pernah merasakan
kenikmatan yang luar biasa ini sepanjang hidupnnya.
“Ahh.., Mat.., kamu hebaat.., kamu hebaathh.., hh.., Teteh
ngga pernah ngerasain kenikmatan seperti ini”.
“Saya juga teh.., terima kasih untuk kenikmatan ini..”,
Kataku seraya mengecup kening teh Mela dengan mesra.
“Mau tau suatu rahasia Mat?”, tanyanya sambil membelai
rambutku,
“Teteh sudah lima tahun tidak bersentuhan dengan
laki-laki.., tapi entah kenapa, dalam 5 hari bergaul dengan kamu.., teteh tidak
bisa menahan gejolak birahi teteh.., ngga tau kenapa.., kamu itu punya aura
seks yang luar biasa..”. Teh Mela bangkit dari ranjangku dan mengambil sesuatu
dari kJarwong dasternya. Sebutir pil KB.
“Seperti punya Mattasat, teteh sudah minum pil ini sejak 3
hari yang lalu..”, katanya tersenyum,
“Dan akan teteh minum selama teteh ada di sini..”, Teh Mela
mengerdipkan matanya padaku dengan manja sambil memakai dasternya.
“Selamat tidur sayang…”, Teh Mela melangkah keluar dari
kamarku.
Teh Mela memang luar biasa. Ia bukan saja dapat menggantikan
kedudukan Hesti sebagai partner seks yang baik, tetapi juga memberi
sentuhan-sentuhan kasih sayang keibuan yang luar biasa. Aku benar-benar dimanja
oleh wanita setengah baya itu. Fantasi sexualnya juga luar biasa. Mungkin itu
pengaruh dari pekerjaannya sebagai penulis cerita drama. Coba bayangkan, ia
pernah memijatku dalam keadaan bugil, kemudian sambil terus memijat ia bisa
memasukkan penisku ke dalam vaginanya, dan aku disetubuhi sambil terus
menikmati pijatan-pijatannya yang nikmat. Ia juga pernah meminta aku untuk
menyetubuhinya di saat ia mandi pancuran di kamar mandi dan kami melakukannya
dengan tubuh licin penuh sabun.
Dan yang paling sensasional adalah.., Sore itu aku sudah
berada di rumah. Karena load pekerjaan di kJarworku tidak begitu tinggi, aku
sengaja pulang cepat. Selesai mandi aku duduk di meja makan sambil menikmati
pisang goreng buatan teh Mela. Perempuan binal itu memang luar biasa. Ia melayAnikku
seperti suaminya saja. Segala keperluan dan kesenanganku benar-benar
diperhatikan olehnya. Seperti biasa, aku mengenakan baju kaos buntung dan
celana pendek longgar kesukaanku dan (seperti biasa juga) aku tidak menggunakan
celana dalam. Kebiasaan ini kumulai sejak adanya teh Mela di rumah ini, karena
bisa dipastikan hampir tiap hari aku akan menikmati tubuh sintal adik ipar ayah
si Jarwo itu.
Sore itu sambil menikmati pisang goreng di meja makan, aku
bercakap-cakap dengan ayah Jarwo. Orang tua itu duduk di pojok ruangan dekat
pintu masuk untuk menikmati semilirnya angin sore kota Bandung. Jarak antara
aku dengannya sekitar 6 meter. Sambil bercakap-cakap mataku tak lepas dari teh Mela
yang mondar mandir menyediakan hidangan sore bagi kami. Entah ke mana PRT kami
saat itu.
Teh Mela mengenakan celana pendek yang ditutupi oleh kaos
bergambar Mickey Mouse berukuran ekstra besar sehingga sering tampak kaos itu
menutupi celana pendeknya yang memberi kesan teh Mela tidak mengenakan celana.
Aku berani bertaruh perempuan itu tidak menggunakan BH karena bila ia berjalan
melenggang, tampak buah dadanya bergayut ke atas ke bawah, dan di bagian
dadanya tercetak puting buah dadanya yang besar itu. Tanpa sadar batang penisku
mulai membesar.
Setelah selesai dengan kesibukannya, teh Mela duduk di
sebelah kiriku dan ikut menikmati pisang goreng buatannya. Kulihat ia melirik
ke arahku sambil memasukkan pisang goreng perlahan-lahan ke dalam mulutnya.
Sambil mengerdipkan matanya, ia memasukkan dan mengeluarkan pisang goreng itu
dan sesekali menjilatnya. Sambil terus berbasa basi dengan orang tua Jarwo, aku
menelan ludah dan merasakan bahwa urat-urat penisku mulai mengeras dan kepala
penisku mulai membesar. Tiba-tiba kurasakan jari-jemari kanan teh Mela
menyentuh pahaku. Lalu perlahan-lahan merayap naik sampai di daerah penisku.
Dengan gemas teh Mela meremas penis tegangku dari luar celanaku sehingga
membuat cairan beningku membuat tanda bercak di celanaku.
Setelah beberapa lama meremas-remas, tangan itu bergerak ke
daerah perut dan dengan cepat menyelip ke dalam celana pendekku. Aku sudah
tidak tahu lagi apa isi percakapan orang tua Jarwo itu. Beberapa kali ia
mengulangi pertanyaannya padaku karena jawabanku yang asal-asalan. Degup
jantungku mulai meningkat. Jemari lentik itu kini sudah mencapai kedua bolaku.
Dengan jari telunjuk dan tengah yang dirapatkan, perempuan lajang itu
mengelus-elus dan menelusuri kedua bolaku.., mula-mula berputar bergantian kiri
dan kanan kemudian naik ke bagian batang.., terus bergerak menelusuri urat-urat
tegang yang membalut batang kerasku itu,
“sss…, teteh..”. Aku berdesis kHestika kedua jarinya itu
berhenti di urat yang terletak tepat di bawah kepala penisku.., itu memang
daerah kelemahanku.., dan perempuan sintal ini mengetahuinya.., kedua jemarinya
menggesek-gesekkan dengan cepat urat penisku itu sambil sesekali mencubitnya.
“aahh…”, erangku kHestika akhirnya penisku masuk ke dalam
genggamannya.
“Kenapa Rahmat?”, Orang tua yang duduk agak jauh di depanku
itu mengira aku mengucapkan sesuatu.
“E.., ee…, ndak apa-apa Pak..”, Jawabku tergagap sambil
kembali meringis kHestika teh Mela mulai mengocok penisku dengan cepat.
Gila perempuan ini! Dia melakukannya di depan kakaknya
sendiri walaupun tidak kelihatan karena terhalang meja.
“Saya cuma merasa segar dengan udara Bandung yang dingin
ini..”, Jawabku sekenanya.
“Ooo begitu.., saya pikir kamu sakit perut.., habis
tampangmu meringis-meringis begitu..”, Orang tua itu terkekeh sambil
memalingkan mukanya ke jalan raya.
Begitu kakaknya berpaling, teh Mela dengan cepat merebahkan
kepalanya ke pangkuanku sehingga dari arah ayah Jarwo, teh Mela tak tampak
lagi. Dengan cepat tangannya memelorotkan celanaku sehingga penisku yang masih
digenggamnya dengan erat itu terasa dingin terterpa angin. Sejenak perempuan
itu memandang penis besarku itu.., ia selalu memberikan kesempatan pada matanya
untuk menikmati ukuran dan kekokohannya. Kemudian teh Mela menjulurkan lidahnya
dan mulai menjilat mengelilingi lubang penisku.., kemudian ia memasukkan ujung
lidahnya ke ujung lubang penisku dan mengecap cairan beningku.., lalu lidahnya
diturunkan lagi-lagi ke urat di bawah penisku.
Aku mulai menggelinjang-gelinjang tak karuan, walaupun
dengan hati-hati takut ketahuan oleh kakak teh Mela yang duduk di depanku.
Tanganku mulai meraba-raba buah dadanya yang besar itu dan meremasnya dengan
gemas,
“sss.., teeehh..”, desisku agak keras kHestika perempuan itu
dengan kedua bibirnya menyedot urat di bawah kepala penisku itu.., sementara
tangannya meremas-remas kedua bolaku…,
“aawwww nikmatnya…,” aku begitu terangsang sehingga seluruh
pori-pori kulitku meremang dan mukaku berwarna merah. Aku sudah dalam tahap
ingin menindih dan sesegera mungkin memasukkan penisku ke dalam vagina
perempuan ini tapi semua itu tak mungkin kulakukan di depan kakaknya yang masih
duduk di depanku menikmati lalu lalang kendaraan di depan rumahnya.
Tiba-tiba bibir teh Mela bergerak dengan cepat ke kepala
penisku.., sambil terus kupermainkan putingnya kulihat ia membuka mulutnya
dengan lebar dan tenggelamlah seluruh penisku ke dalam mulutnya. Aku kembali
mendesis dan meringis sambil tetap duduk di meja makan mendengarkan ocehan
orang tua Jarwo yang kembali mengajakku berbincang. Mulut teh Mela dengan cepat
menghisap dan bergerak maju mundur di penisku. Tanganku menarik dasternya ke
atas dari arah punggung sehingga terlihatlah pantatnya yang mulus tidak ditutupi
oleh selembar benangpun.
Aku ingin menjamah vaginanya, ingin rasanya kumasukkan
jari-jariku dengan kasar ke dalamnya dan kukocok-kocok dengan keras tapi aku
sudah tak kuat lagi. Jilatan lidah, kecupan, dan sedotan teh Mela di penisku
membuat seluruh syarafku menegang. Tiba-tiba kujambak rambut teh Mela dan
kutekan sekuat-kuatnya sehingga seluruh penisku tenggelam ke dalam mulutnya.
Kurasakan ujung penisku menyentuh langit-langit tenggorokan teh Mela dan,
“Creeet…, creeett…, creeettt”, menyemburlah cairan mAnikku
ke mulut teh Mela.
“Ahh…, aahh.., aahh.., tetteeehh…”, Aku meringis dan
mendesis keras kHestika cairan mAnikku bersemburan ke dalam mulut teh Mela.
Perempuan itu dengan lahap menjilati dan menelan seluruh
cairanku sehingga penisku yang hampir layu kembali sedikit menegang karena
terus-terusan dijilat. Aku memejamkan mataku.., gilaa.., permainan ini
benar-benar menakjubkan. Ada rasa was-was karena takut ketahuan, tapi rasa
was-was itu justru meningkatkan nafsuku. Teh Mela memandang penisku yang sudah
agak mengecil namun tetap saja dalam posisi tegak.
“Luar biasa…”, Bisiknya,
“Siap-siap nanti malam yah?” Katanya sambil bangkit dan
beranjak ke dapur

Please Share ke lainnya ya

TIPS DAN TRIK BERMAIN POKER DAN BERMAIN GRATIS DI OPPOPOKER


At The Gym

Suatu hari cutiku di Bandung, aqu menyempatkan diri untuk fitness, menjaga kondisi badanku. Aqu
kerja di Jakarta, di sebuah event organizer ternama. Hampir setiap dua hari sekali sehabis pulang
kerja aqu fitness di sebuah hotel, dgn peralatan fitness yg lengkap. Maklum, pekerjaanku
membutuhkan vitalitas tinggi. Maka walaupun libur di Bandung, atau tepatnya pulang ke kampung
halaman, aqu tak pernah melewatkan olahragaqu yg satu ***** O ya, aqu Ariyo, biasa dipanggil
Riyo. Usiaqu 30 tahun, dan belom menikah. Tentunya hal ini merupakan keuntunganku untuk bisa
menikmati masa bujang lebih lama, having fun dan get a life.

Sebenarnya tujuan fitnessku semula iseng, ingin melihat perempuan-perempuan sexy berpakaian
ketat (baju senam), tapi akhirnya terasa manfaatnya, otot perutku rata, bisep dan trisepku
terbentuk, sampai membuatku percaya diri. Tapi tentunya kegiatanku ngeceng perempuan
berpakaian sexy tak pernah kulewatkan. Sambil menyelam minum air.. he he hee.
Ok, akhirnya kupilih sebuah hotel di bilangan Asia Afrika. Aqu membiasakan tak langsung pulang ke
rumahku. Satu hari cutiku, kumanfaatkan untuk menikmati Bandung sendirian, daripada dgn orang-
orang rumah. Orang tuaqu termasuk old fashion, yg penuh dgn aturan ketat, walaupun ku sadar hal
itulah yg dapat membuatku hidup mandiri.
Hari itu masih sore sekitar pukul 16. 30. Setelah aqu cek in dan beristirahat sebentar, kumanfaatkan
fasilitas fitness gratisku. Aqu mulai mengganti bajuku dgn celana pendek dan t-shirt tanpa lengan.
Ketika aqu memasuki ruang fitness, aqu melihat sekeliling, masih agak kosong. Cuma ada beberapa
pria di beberapa alat. Hmm, this is not my lucky day, pikirku sambil berjalan menuju sepeda statis.
Ku kayuh sepeda itu sekitar lima menit dan beralih ke beberapa alat lainnya.

Sepuluh menit menjelang pukul lima sore, satu, dua perempuan masuk. Ok, this isn’t my unlucky day
after all. Aqu makin semangat menarik beban. Diikuti beberapa perempuan lainnya, yg tentunya
berpakain senam, warna-warni, ada yg memakai celana panjang cutbray dan kaos ketat, short pants
dan atasan model sport bra, menambah indahnya pemandangan tempat fitness tersebut. Beberapa
di antara mereka ada yg duduk, ada yg ngobrol, cekikikan, dan mencoba beberapa alat. Oh, mungkin
mereka mau ber-aerobic, pikirku.
Betul saja ketika seorang perempuan berpakaian seperti mereka masuk dan menotak-ngatik tape
compo, dan terdengarlah suara musik house dgn tempo cepat. Masing-masing mereka menyusun
barisan dan mulai bergerak mengikuti instruktur. Gerakan demi gerakan mereka ikuti. Masih
pemanasan.

Tiba-tiba seorang perempuan masuk, sangat cantik dibanding mereka, tinggi 165 kira-kira, rambut
panjang diikat buntut kuda, memakai pakaian senam bahan lycra mengkilat warna krem dgn model
tank top dan g-string di bokongnya. Bongkahan bokongnya tertutup lycra ketat warna krem lebih
muda, sesampai menyerupai warna kulit tangannya yg kuning langsat sampai kaki yg tertutup kaos
kaki dan sepatu. Woow, sangat seksi. Tak sengaja kulihat bagian dadanya karena handuk yg
menggantung di pundak ditaruhnya dikursi dekat dgn alat yg kupakai. Tonjolan putingnya terlihat
jelas sekali, menghiasi tonjolan indah yg kira-kira 36 b ukurannya. Sedikit melirik ke arahku lalu
akhirnya mencari barisan yg masih kosong dan mengikuti gerakan instruktur. Dadaqu berdegup
kencang pada saat dia melirik walaupun cuma sedetik.
Gerakan demi gerakan instruktur diikutinya, mulai dari gerakan pemanasan sampai gerakan cepat
melompat-lompat sesampai bongkahan buah dadanya bergerak turun naik. Gagangku mulai
membengkak seiring dgn lincahnya gerakan si dia. Mataqu terus tertuju pada si dia. Posisiku
kebetulan sekali membentuk 45 derajat dari samping kirinya agak ke belakang. Hmm betapa
beruntungnya diriku. Sampai akhirnya dia melaqukan gerakan pendinginan. Keringat membasahi
bajunya, tercetak jelas di punggung dan dadanya, sesampai tonjolan puting itu terlihat jelas sekali,
ketika dia memutar badan ke kiri dan ke kanan.
Sampai akhirnya aqu dibuat malu. Ketika aqu memperhatikan dia, dia pun memperhatikanku lewat
pantulan kaca cermin yg berada di depannya ketika aqu mengalihkan pandangang ke kaca. Dia
tersenyum kepadaqu lewat pantulan cermin. Entah berapa lama dia memandangku sebelom aqu
sadar dipandangi. Aqu langsung memalingkan muka dan beranjak dari alat yg kupakai.
Aqu segera berganti pakaian untuk berenang. Segera kuceburkan diri untuk mendinginkan otak. Dua
atau tiga balikan kucoba berganti gaya sampai akhirnya balikan ke empat gaya punggung, kepalaqu
menabrak seseorang dan terjatuh menyelam ke air. Sama-sama kita berbalik dan setelah berbalik
ku sadar yg ku tabrak adalah bokongnya si dia yg telah berganti pakaian renang, potongan high cut di
pinggul dgn warna floral biru yg seksi. Kini tonjolan putingnya tersembunyi dibalik cup baju
renangnya, membuatku sedikit kecewa.
“Eh, maaf Mbak, nggak kelihatan, habis gaya punggung sih” kataqu meminta maaf.
“Nggak kok Mas, aqu yg salah, nggak lihat jalur orang berenang”, jawabnya sambil mengusap muka
dan rambutnya ke belakang.
Si dia tersenyum kembali ke arahku, sambil lirikan matanya menyapu dari muka sampai bagian
pusarku.
“Kenalan dong, aqu Ariyo, biasa dipanggil Riyo”, kataqu sambil menyodorkan tangan.
Dijabatnya tanganku sambil berkata”Elsya, lengkapnya Aurelsya”, jawabnya.
Kita menepi ke bibir kolam, sambil mencelupkan diri se batas leher masing-masing. Kita duduk
bersampingan.
“Baru disini Mas?”, Elsya mulai lagi membuka pembicaraan.
“Iya, tapi jangan panggil Mas, Riyo aja cukup kok. Aqu asli Bandung, tapi memang baru kes*****
Aqu kerja di Jakarta. Kamu Lin?”, ku balik bertanya.


Please Share ke lainnya ya

TIPS DAN TRIK BERMAIN POKER DAN BERMAIN GRATIS DI OPPOPOKER

Cerita Dewasa Si Tukang Pijet



3 hari yg lalu,tubuhku terasa lelah sekali. Akhirnya aqu memutuskan untuk beristirahat. Pagi hari sengaja aqu tak bekerja. Toh juga masih ada assistenku yg bisa meng-handle pekerjaan,pikirku. Walaupun mencoba ebristirahat,namun tubuh terasa kaqu dan capek. Akhirnya sesudah berpikir
lama,aqu teringat dgn kata kawanku. Dia mempunyai seorang kenalan yg berprofesi pemijat
panggilan. Ahh…tak apalah,pikirku. Daripada aqu ke tempat pijat,aqu juga lagi malas keluar.
Akhirnya,sesudah menghubungi kawanku dan meminta tolong kepada dia,pemijat itu datang
kerumah dgn diantar kawanku tadi. Semula aqu mengira bahwa pemijat itu adalah mbok2 yg sudah
tua. Namun ternyata aqu salah… Pemijat itu lebih muda dari perkiraanku.
“Bro…ini Mbak Riyani. Tukang pijat langganan nyokap aqu. Pokoknya lo bakalan rileks deh. Tarifnya
lo tanya sendiri ke orangnya ya. Aqu cuman nganterin doank kesini. Tar kalo udah selesai,lo anter
sendiri dia pulang atau lo kasih ongkos.”,jelas kawanku.
“Oke. Sip.. Tengkyu ya.”,jawabku.

Sepeninggal kawanku,kupersilahkan Mbak Riyani ini untuk langsung ke kamarku. Tempat dimana
aqu dipijat nantinya. Mbak Riyani sudah membawa minyak sendiri rupanya.
“Mbak Riyani,biasa dibayar berapa sama ibunya temen aku untuk pijat?”,tanyaqu sembari mulai
menanggalkan pakaian.
“Panggil Mbak Riyani aja,Mas. Biasanya sih rata-rata 50rb,Mas.”,jawabnya.
“Ohh…iya.. Aku kira tadi yg mijat tua lho. Mbak Riyani ini keliatannya masih muda ya..”,ujarku.
“Bisa aja,Mas. Ya umur aku sekitar 29 tahun ini. Terima kasih kalau dibilang masih
muda.”,jawabnya.

Ya…Mbak Riyani ini memang diusianya yg ke-29,masih tampak muda. Kulitnya nampak masih kencang.
Aqu mulai berbaring,dgn cuma mengenakan sepotong celana kolor. Mbak Riyani mulai melumuri
kakiku dgn minyak. Sesudah melemaskan beberapa sendi,Mbak Riyani mulai memijat dgn pelan.
Sembari memijat itu,kami mengobrol agar tak bosan.
“Lho,suaminya Mbak kerja apa? Mungkin kalau cocok bisa aku jadikan sopir di tempat kerja aku.
Soalnya aku lagi butuh sopir.”,tanyaqu.
“Aku sudah cerai sekitar setahun yg lalu,Mas. Suami aku nikah lagi.”,jawabnya.
“Ohh…Maaf,aku nggak tahu,Mbak. Namun masih nafkahi anak?”,tanyaqu.
“Belum punya anak,Mas. Jadi aku tinggal cuman sama ibu aku. Mau nggak mau,ya aku jadi pemijat.
Karena aku dulu juga pernah bekerja ditempat pijat.”,balasnya.
Sesudah mengobrol basa-basi cukup lama,tak terasa Mbak Riyani sudah selesai memijat bagian
belakang tubuhku. Saatnya kini aqu terlentang,agar Mbak Riyani bisa memijat kaki,perut dan dada.
Sesudah terlentang,Mbak Riyani mulai memijat kembali bagian kakiku. Dari bawah,sampai kepangkal
paha. Memang benar menurut ilmu Permupengan. Saat tubuh kita merasa rileks,maka si “otong”
akan menjadi tegang. Begitu juga sebaliknya. Dan itu kini terjadi padaqu.
Mbak Riyani masih memijat bagian pahaqu. Dari paha bawah sampai ke pangkalnya. Tiba2
kemaluanku menegang. Sebenarnya aqu cukup malu dgn kejadian ini dan berusaha untuk
menutupinya dgn guling,atau apalah agar Mbak Riyani tak mengetahuinya. Namun rupanya,sudah
terlambat. Mbak Riyani melirik beberapa kali kearah selangkanganku,kemudian tersenyum kecil.
“Aduhh..Maaf..Mbak..Aku nggak ada pikiran macem2 kok.”,ujarku.
“Nggak apa-apa,Mas. Aku sudah biasa. Memang biasanya begitu. Saat tubuh rileks,beberapa bagian
otot akan bereaksi sebaliknya.”,jawabnya.
“Ya…namun aku jadi ngerasa nggak enak. Malu juga.”,jawabku.Mbak Riyani tersenyum. Entah
kenapa,pijatan Mbak Riyani terasa lama sekali diarea pahaqu. Bahkan ketika ia mulai memijat
pangkal pahaqu dan tak sengaja menyentuh batang kemaluanku walaupun Cuma
nyerempet,rasanya beda. Kemaluanku makin berdenyut2 dan mengeras. Mbak Riyani tampak
sesekali melirik kemaluanku sembari tangannya terus memijat.
Kemudian,pijatan Mbak Riyani beralih kearea dada dan perut. Saat ia memijat perut,terkadang ia
memijat perutku bagian bawah. Terang saja tangannya menyenggol kepala kemaluanku yg sedang
berdiri tegak itu. Sepertinya Mbak Riyani cuek saja dan tetap meneruskan memijat. Aqu yg jadi salah
tingkah sendiri karena malu,namun juga lama-lama horny.
Mbak Riyani memakai pakaian biasa. Tak minim ataupun kedodoran. Ia memakai rok panjang dgn
kaos casual dibagian atasnya. Cukup gaul untuk seorang pemijat.
Beberapa kali tangan Mbak Riyani dgn tak sengaja menyenggol kepala kemaluanku. Kemaluanku
tampak menjulang,sesampai celana kolor yg kupakai seaakan terdorong keatas oleh sesuatu.
Ya…kesalahanku adalah,saat dipijat aqu tak memakai celana dalam. Agar rileks,pikirku. Ternyata…
Aqupun lama-lama menjadi horny tak karuan. Apalagi ketika Mbak Riyani yg saat itu berada disisi
kiriku hendak memijat tangan kananku. Bukannya pindah tempat,ia malah mendorongkan tubuhnya
condong kearah tangan kananku,sesampai tubuhnya sesekali terasa bertumpu pada tubuhku.
Buah dadanya terasa menekan dadaqu. Semakin horny saja jadinya. Kicoba mengusir rasa horny itu
dgn mengajak Mbak Riyani mengobrol. Namun tak berhasil. Bahkan Mbak Riyani bercerita tentang
kesulitan ekonomi yg dialaminya saat ini. Katanya ia sedang membutuhkan uang 200rb. Sampai hal2
pribadinya meluncur dari mulutnya.Iseng,otak nakalku bekerja.
“Mbak. Kalo mijit yg kanan,Mbak nggak pindah aja ke kanan?”,tanyaqu.
“Kenapa,Mas ?”,tanyanya balik.
“Emmm…nggak sih. Cuman,kalo Mbak nggak pindah taqutnya malah bikin yg bawah tadi tambah
nggak karuan,Mbak.”,balasku sambil bercanda.
“Ohh…Hahaha…Iya,nanti baru pindah kok,Mas. Sekarang Mas nya rileks aja dulu.”,ujarnya.
Gimana bisa rileks kalau si “otong” tegang dan otak jadi ngeres gini? Pikirku… Mbak Riyani tetap
dalam posisinya. Malah yg ada,beberapa kali terasa kemaluanku tersenggol dgn seringnya. Karena
tak tahan,akhirnya naluri nakalku keluar juga.
“Wahh…si Mbak nggak pindah nih. Jadi tambah berdiri kan tuh. Trus gimana donk. Tubuh aku
rileks,namun yg bawah kayaknya nggak rileks tuh,Mbak.”,protesku.
“Ohh…ya Maaf,Mas.”,jawabnya singkat sambil tersenyum.
“Wahh,..harusnya Mbak juga bisa buat rileks dong. Kan katanya biar seluruh tubuh rileks.”,candaqu.
“Dibuat rileks gimana maksudnya,Mas?”,tanya Mbak Riyani.
Sesudah Ssi cukup alot,akhirnya Mbak Riyani berhasil juga kurRiyani. Dgn imbalan 100rb
tentunya,cuma BJ. Aqu bisa berpikir seperti itu karena beberapa hal.
Pertama,Mbak Riyani membutuhkan uang. Kedua,sebenarnya aqu tak berpikiran akan mngejak
Mbak Riyani exe. Dan Ketiga,Mbak Riyani berwajah cukup manis,dan memiliki buah dada yg
woow…toge… Kulitnya kuning langsat,bersih dan kencang.
“Gimana,Mbak? Kalau mau ya,ayo.. kalau nggak mau,ya nggak apa-apa. Pijat biasa aja.”,tawarku.
“Emmm…gimana ya,Mas. Sebenarnya aku nggak pernah begini-beginian. Aku nggak pernah jual diri
selama ini. Namun..karena aku butuh uang,dan juga sudah lama ditinggal suami,ya…aku mau
deh..”,jawabnya.
“Nah…gitu dong. Ini 100rb ditambah ongkos pijat 50rb,jadi 150rb.”,ujarku sambil menaruh uang ke
tepi ranjang.
Uang pun segera masuk kedalam tas kecil Mbak Riyani. BJ seharga 100rb ? Mahal juga,pikirku.
Ahh…namun nggak apa-apa deh.. Sekali-sekali,pikirku. Namun kan yg penting dapet CIM.
Akhirnya sesudah sepakat,Mbak Riyani mulai membuka celana kolorku dan melepaskannya. Ia
menaruh kolor itu di meja tepi ranjang. Sesudah membersihkan sisa2 minyak ditangannya, tangan
Mbak Riyani mulai memijat batang kemaluanku. Nikmat sekali rasanya. Perlahan ia mulai memijit
dan mengocok naik-turun. Aqupun meminta Mbak Riyani untuk membuka kaos yg dikenakannya.
Mbak Riyanipun menuruti,dan terlihatlah buah dada itu. Besar,padat,dan kenyal. ( maklum,Mbak
Riyani belum turun mesin ). Sembari tangan Mbak Riyani memijat kemaluanku,tanganku juga
meremas buah dadanya. Terasa sekali buah dada itu mengencang. Kumainkan putingnya,dan
semakin lama puting itu menegang. Mbak Riyani mulai menjilati kepala kemaluanku. Lalu
menghisapnya perlahan. Tak lama,kemaluanku pun keluar-masuk didalam mulut Mbak Riyani.
Sesekali ia mainkan lidahnya dgn menyapu dari batang sampai kepala kemaluanku. Lembut sekali BJ
dari Mbak Riyani. Aqu benar-benar sangat horny sekali waktu itu. Sesekali,kuremas bokong Mbak
Riyani yg masih tertutup rok panjangnya.
“Mbak,boleh aqu pegang bokongnya dari dalem aja ?”,tanyaqu.
Mbak Riyani menganggguk sambil terus menghisap kemaluanku. Kuremas-remas bokongnya.
Lumayan,dan yg penting tak tepos. Tanganku semakin nakal. Kuselipkan jariku dan membelai
belahan bokongnya. Sesekali kusenggol pelan kemaluannya. Terasa sekali bulu jembi Mbak Riyani
bersentuhan dgn jariku.
“Mbak,memeknya aqu mainin boleh kan?”,tanyaqu.
“Boleh,Mas. Asal pelan-pelan aja ya. Dan jangan lama-lama,Mas”,jawabnya.
Aqupun langsung menyelipkan jari-jariku kedalam cd Mbak Riyani. Mbak Riyani tampak sedikit
membuka selangkangannya. Kubelai pelan bibir kemaluannya. Lalu kuelus-elus klitorisnya. Mbak
Riyani tampaknya mulai bernafsu. Terdengar beberapa kali ia menahan nafas. Jari tanganku mulai
semakin badung.
Kumasukkan jari tengahku pelan-pelan kedalam lubang kemaluan Mbak Riyani. Kemaluan itu basah.
Rupanya sudah terangsang. Bless… Hangat sekali kemaluan Mbak Riyani. Aqu menggerakkan jariku
keluar-masuk dgn perlahan.
“Mpphh…Mpphh….”,desah Mbak Riyani dgn pelan.
Rupanya karena memang terlalu horny,aqu hendak ejaqulasi terlebih dahulu. Sekitar 15 menit
berselang,kemaluanku terasa berdenyut tak karuan. Mbak Riyani terus menghisap kemaluanku.
Sembari tangan kanannya mengocok batang kemaluanku.
“Mbak…Mau keluar nih…Ohhh…”,ujarku..
“Keluarin aja,Mas. Di mulut aku. Keluarkan semua…Mpphhh….”,jawabnya.
Mbak Riyani terus saja mengeluar-masukkan kemaluanku didalam mulutnya. Lama-lama tak bisa
kutahan. Hisapan Mbak Riyani terlalu nikmat.
CROOT…CROTT..CROOT….Air maniqu muncrat didalam mulut Mbak Riyani. Beberapa kali
semburan,nampaknya cairan kental itu memenuhi rongga mulut Mbak Riyani.
“Mpphh….Mppphhh….Mpphhh…”,desahnya seiring dgn muncratnya air maniqu.
Tangan Mbak Riyani tampak mengocok beberapa kali saat lahar panasku muntah. Nikmat sekali
rasanya… Luaaar Biasaaa…
Rupanya air maniqu itu ditelan Mbak Riyani. Tampak sesudah ia menelan air maniqu,ia masih saja
menghisap dan menjilati kepala kemaluanku sampai tak ada lelehan air mani yg keluar. Mbak Riyani
terus menghisap sampai kemaluanku mulai melemas,lalu ia sudahi acara menghisap itu.
Aqu masih juga belum memakai celanaqu. Sengaja kubiarkan diriku telanjang. Mbak Riyani
sepertinya juga menikmati kegiatan tadi. Lalu,sesudah beberapa menit ia beristirahat,ia kembali
memijat. Dgn aqu yg masih telanjang,dan ia telanjang bagian atasnya. Sejam berlalu,kemaluanku
malah menegang kembali. Namun kali ini Mbak Riyani membisikkan sesuatu padaqu.
“Tegang lagi ya,Mas ? Yg tadi kurang?”,tanya dia.
“Iya..kurang kayaknya. Hahaha… Namun biarin deh,nggak apa-apa,Mbak.”,jawabku.
“Nggak apa-apa,Mas. Kalau Mas mau nambah lagi,aku mau kok. Nggak Cuma ngemut aja,Mas.
Langsung main.”,ujarnya.
“Namun…nambah lagi bayarnya?”,tanyaqu.
“Nggak,Mas. Gratis. Karena aku daritadi juga sudah pingin. Aku coba tahan2 pas ngemut tadi lama-
lama aku kepingin juga,Mas. Sudah lama nggak ngerasain rasanya itu,Mas.”,jelasnya sambil
menunjuk kemaluanku yg mulai menegang kembali.
“Beneran nih,Mbak?”,tanyaqu memastikan.
“Beneran,Mas. Anggap saja sebagai bonus. 100rb cuma ngemut rasanya aku nggak enak juga. Jadi
kali ini,main namun nggak perlu bayar,Mas. Karena aku juga kepingin.”,terangnya.
Dan akhirnya…tanpa menunggu lama,kami melaqukan pelampiasan nafsu saat itu juga. Mumpung
rumah lagi sepi,pikirku. Dari cerita sebelumnya,sesudah Bj dahsyat yg membuatku Crot itu,Mbak
Riyani rupanya terangsang. Sesudah beristirahat satu jam ( ane yg istirahat,Mbak Riyani tetep mijit
tubuh ane namun nyantai ),Mbak Riyani yg melihat kemaluanku kembali tegang,malah menawarkan
exe gratis. Tentu saja tak kutolak. Toh,,berdasarkan kabar dari kawanku itu,Mbak Riyani memang
orangnya bersih dan sehat. Selain bahenol tentunya.
“Rumahnya sepi kan,Mas ? Nanti taqutnya pas neak lagi gituan,ada orang.”,tanyanya.
“Sepi kok. Nanti sore baru pada pulang. Jadi tenang aja,Mbak.”,jawabku.
Mbak Riyani mulai melepas rok panjang yg dipakainya. Lalu celana dalam berwarna biru muda yg
dikenakannya pun ikut dipelorotkannya. Ditaruhnya di tepi ranjang.
“Mbak,diemut lagi ya. Biar makin tegang dulu.”,pintaqu.
Mbak Riyani mengangguk pelan sambil tersenyum. Kemudian ia mulai menghisap kemaluanku
kembali. Posisi masih sama seperti tadi. IA bersimpuh disisi kiriku dgn kepala menghadap
kekemaluanku dan selangkangannya menghadap kearahku. Mbak Riyani membuka kedua pahanya.
Nampaklah kemaluan yg daritadi belum kulihat ini. Jembinya tak lebat. Rapi. Dan kemaluannya itu
tak berwarna hitam atau gelap. Malah bisa kubilang bersih. Aqupun mengarahkan tanganku ke
kemaluan Mbak Riyani. Kuleus-elus bibir kemaluannya. Sesekali kumainkan klitorisnya yg tampak
menegang itu. Dan kumasukkan jariku kedalam lubang kemaluannya. Keluar-masuk kugerakkan
jariku sampai kemaluan Mbak Riyani mulai basah. Dan itu membuatnya mendesah. Kali ini
desahannya lebih kencang dari pertama.
“Aghhh…Ya..Mas…Teruuss….Mppphh….”,rintihnya sembari mengemut kemaluanku.
Dua jari kumasukkan kedalam lubang itu. Mbak Riyani semakin merintih.
“Oghhh…Masss…Teruuss…Mas…aghhh…”,erangnya.
Aqu terus memainkan jariku di area kemaluan Mbak Riyani. Mbak Riyani tampak sibuk menghisap
kemaluanku sambil sesekali mendesah. Kemaluanku sudah mengeras,begitu juga kemaluan Mbak
Riyani yg sudah basah.
“Sekarang aja,Mbak.”,ajakku.
Mbak Riyani menyudahi hisapannya,lalu segera beranjak untuk duduk di atasku. Ia menduduki
selangkanganku. Perlahan digenggamnya batang kemaluanku dan dimasukkannya kedalam
kemaluannya. Dgn sedikit tekanan,akhirnya kemaluanku terbenam didalam kemaluan Mbak Riyani.
Kemaluan Mbak Riyani walaupun basah namun terasa peret. Perlahan,Mbak Riyani mulai bergerak
menggoyg tubuhku.
“Aghh…Aghhh….”,rintihnya sembari bergoyg naik-turun.
Buah dadanya terlihat mengikut gerakan tubuhnya. Kuraih buah dada itu dan kuremas-remas.
Sesekali kumainkan putingnya yg menegang.Mbak Riyani terus bergoyg,bahkan gerakannya sesekali
memutar pinggulnya.
“Ohh…ya..Mbak…Teruss..Mbak…”,rintihku.
Kuangkat tubuh bagian atasku,sampai posisi Mbak Riyani kini kupangku. Sembari menikmati goygan
Mbak Riyani,aqu menghisap puting buah dadanya. Kujilati dgn penuh nafsu. Mbak Riyani
melingkarkan tangannya di pundakku.
“Oghhh…Ya..Masss….Enaak..Mass…Aghhh…”,erangnya.
Beberapa menit berselang,kuminta Mbak Riyani untuk nungging. Ia pun menuruti. Sesudah
nungging,aqu pun mulai menancapkan kemaluanku kedalam kemaluannya dari
belakang.“Ughhh….”,rintihnya kala kemaluanku membelah kemaluannya.
Aqu mulai bergerak maju-mundur dgn pelan. Sesekali kucoba untuk menepuk pelan bokong Mbak
Riyani yg besar dan bulat itu.
“Aghh…Teruuss…Masss…Aghhh….Lebihh..cepaat…Masss…”,rintihnya.Kupercepat gerakanku.
Tanganku berpegangan di pinggulnya. Dan tak lama kemudian.“Mass…Aqu
keluaarr..Mass…Aghh….Aghhhhh…”,erangnya.Kepala Mbak Riyani tak lagi mendingak
keatas,melainkan kebawah. Tubuhnya menggelinjang kecil. Jarinya tampak meremas bantal.
Rupanya Mbak Riyani orgasme. Terasa sekali waktu orgasme itu,kemaluan Mbak Riyani seperti
mencengkeram kemaluanku dan memijat-mijatnya. Jadi kuhentikan gerakanku sejenak. Sesudah
orgasme nya terlihat mereda,aqu kembali bergerak. Mbak Riyani tetap saja mendesah tak
karuan.“Mppphh….Mpphhh…Mas….Ohh….”,erangnya.Aqu terus menusuk kemaluan Mbak Riyani
dgn kemaluanku. Buah dadanya menggantung bebas dan bergerak seirama dgn gerakan tubuhnya
saat kugenjot. Cukup lama dgn doggy,kuminta Mbak Riyani untuk terlentang. Mbak Riyani segera
membalikkan tubuh dan berbaring terlentang. OA membuka kedua pahanya. Tampak sekali
kemaluan itu memerah dan basah. Klitorisnya menegang. Kugesek-gesekkan perlahan kepala
kemaluanku dibibir kemaluannya. Lalu kumasukkan perlahan. Kutekan kemaluanku semakin dalam.
Mbak Riyani tampak memejamkan matanya.
Kemudian aqu memompa kemaluanku didalam kemaluan Mbak Riyani. Aqu bergerak maju-mundur.
Kutaruh kedua kaki Mbak Riyani bertumpu pada kedua bahuku. Kugoyg tubuh sintal itu dgn cepat.
“Aghhh…Aghhh..Teruss…Masss….Ahhh….”,rintihnya dgn mata terpejam.Lalu kuturunkan
kakinya,dan kemudian dilingkarkannya di pinggangku. Seakan membantuku mendorongkan
kemaluanku kedalam kemaluannya. Tangannya menggenggam lenganku. Sesekali,kujilati puting
buah dadanya. Dan beberapa menit kemudian..“Teruuss,,,Mass…Aghhh…Aqu mau…keluaar
lagiiihh…Aghhh…Masss…”,erangnya dgn keras.
Dan benar saja,beberapa detik kedepan,Mbak Riyani orgasme. Matanya terpejam dgn mulut
mengeluarkan rintihan panjang. Kakinya menekan pinggangku sampai gerakanku terhenti.
Tangannya mencengkeram lenganku.
“Ooghhh…Oghh…Mppphhh…..”,erangnya menikmati orgasme.Tak sampai semenit aqu kembali
menggenjot tubuh Mbak Riyani. Ia masih saja
merintih.“Enak,Mbak?”,tanyaqu.“Iya..Mass..Ahh….”,jawabnya sembari merintih pelan.“Nanti
dikeluarin dimana,Mbak? Di mulut lagi?”,tanyaqu.“Didalem aja,Mas. Nggak apa-apa.”,jawabnya.
Kuhentikan gerakanku.“Nggak taqut hamil,Mbak? Ini nggak ada perjanjian tanggung jawab
lho,Mbak. Aku kan bayar.”,balasku.
“Iya,Mas,Aku tahu…Tenang saja. Aku biasa minum jamu kok.”,jawabnya sambil tersenyum.
Mendengar itu aqu jadi lega. Dan aqu kembali menggoyg tubuh bahenol Mbak Riyani.Kumainkan
puting buah dadanya dgn lidahku. Sesekali kuhisap sambil aqu terus mengoyg
selangkangannya.“Mass…suka netek ke aku,ya..?”,tanyanya.
“Iya,Mbak. Teteknya bikin gemes.”,jawabku.Aqu terus menggenjot Mbak Riyani sampai beberapa
menit kemudian.
“Mbak…Aqu mau..keluar…ohh….ohhh…”,rintihku.
“Keluariin…Mass…Aghhh…Aghhh….Mppphh…..Ahh…”,erangnya.
Dan benar saja,kupercepat gerakanku…CROOTT…CROOT…CROOOT…CROTT…Tumpahlah cairan
kentalku didalam kemaluan Mbak Riyani. Kutekan kemaluanku lebih dalam. Aqu bersimpuh ditubuh
Mbak Riyani,sambil menghisap puting buah dadanya. Sedangkan Mbak Riyani mendesah pelan
menikmati setiap semburan air maniqu yg menghangatkan kemaluannya.Lalu,kucabut
kemaluanku.“Sini,Mas…Aku emut.”,ujarnya.
Kusodorkan kemaluanku kemulut Mbak Riyani. Dan segera dijilati dan dihisapnya kemaluanku. Aqu
merasa kegelian dan nikmat sekali.
Sesudah selesai membersihkan onderdil,Mbak Riyani berpakaian kembali. Aqu juga kembali
mengenakan kolorku. Ia meminta istirahat sejenak. Dan kembali memijatku selama 15 menit. Servis
Mbak Riyani ini memang special menurutku. Baygkan,habis Bj,trus exe,masih mau mijat. Sesudah
kurasa cukup,aqu yg tadinya membayarkan uang sebesar 150rb untuk Mbak Riyani,kini
kutambahkan 50rb lagi sebagai tips. 200rb untuk BJ dan exe 2x crot ya…murahlah.Kami berbincang
sejenak sebelum Mbak Riyani kuantar pulang. “Mbak,kapan-kapan kalau aku mau pijat lagi aku
hubungi Mbak saja ya.”,kataqu.
“Oya,Mas. Boleh. Kapan saja. Namun kalau yg main seperti tadi,aku juga siap Mas kecuali pas lagi
tanggal merah,aku Cuma bisa pakai mulut saja.”,jawabnya.“Oke,Mbak. Namun bener lho,Mbak. Tadi
itu enak sekali main sama Mbak.”,ujarku.
“Aku juga,Mas. Aku puas sekali tadi. Malah pengennya nambah lagi. Namun waktunya yg nggak
pas.”,ujarnya.
“Ohh..kalau mau nambah lagi,ya boleh. Kapan?’,tanyaqu.
“Ya…kapan aja Mas panggil aku. Namun aku maunya jangan sampai orang2 tahu ya,Mas. Aku soanya
maunya cuma sama Mas saja ngasih bonusnya. Soalnya selama mijat,baru sama Mas saja aku
ngelaquin kayak tadi.”jelasnya.
“Iya,Mbak. Nanti kalo ada waktu aku panggil lagi. Namun bukan mijit aja ya,Mbak.”,candaqu.
Mbak Riyani tersenyum. Hari beranjak mulai sore,dan segera kuantarkan Mbak Riyani pulang.
Rumahnya tak terlalu jauh dari rumahku.
Benar-benar pemijat yg ahli. Ahli dalam membuat pelanggan puas. Puas dgn cara yg beda. 200rb
untuk servis spt itu ? Wahh…beruntung sekali…
Sepertinya bakal lebih sering untuk “pijat” nih….

Please Share ke lainnya ya

TIPS DAN TRIK BERMAIN POKER DAN BERMAIN GRATIS DI OPPOPOKER
http://tipsdantrikoppopoker.blogspot.com

Cerita Bokep Babysitter Lugu


Malam telah larut dan jam telah menunjukan pukul 9 malam. Sedari siang tadi kakakku bersama suaminya menghadiri pertemuan sebuah Network Marketing dan diteruskan dgn pertemuan khusus para leaders.
Untuk menghilangkan suntuk, aqu connect ke internet dan berbagai macam situs aqu buka, seperti
biasa pasti terdapat banyak situs dewasa yg asal nyrobot. Biasanya aqu langsung close karena aqu
enggak enak dgn kakakku, namun malam ini mereka tak ada dirumah, hanya bersama dgn seorang
baby siters keponakanku, namanya Janah baru berumur 18 Tahun dan berasal dari Wonosobo.
Memang agak kolotan dan dusun sekali, namun kalau aqu perhatikan lagi Janah memiliki body yg
lumayan bagus dgn wajah yg tak terlalu jelek.

Kita biasa mengobrolkan acara televisi atau terkadang Im-im (panggilan Janah sehari-hari) aqu ajari
internet meskipun hasilnya sangat buruk. Entah kenapa malam ini keinginanku untuk melihat situs
dewasa sangat besar dan libidoku naik waktu aqu lihat foto-foto telanjang di internet, tanpa aqu sadari
Im-im keluar dari kamar dan berjalan ke arahku entah telah berapa lamadia berdiri disampingku
ikut memperhatikan foto-foto telanjang yg ada di monitor komputer.
“Apa enggak malu ya..?” tanya Im-im yg membuatku kaget dan segera aqu ganti situsnya dgn yg
“normal”. Dgn berusaha tenang, aqu minta Janah mengulangi pertanyaannya.
“Itu lho tadi, gambar perempuan telanjang yg Mas buat, emangnya nggak malu kalau dilihat orang?”
Memang Janah sangat lugu dan ndusun kalau soal beginian. Dgn santai aqu jawab sembari
menyuruhnya duduk disebelahku.
“Begini Im, ini foto bukan aqu yg buat, orang yg buat ini (sembari aqu perlihatkan lagi situs yg memuat
foto telanjang tadi), merekakan model yg dibayar jadi ngapain malu kalau dapat duit.”
Kemudian Im-im melihat lebih seksama satu per satu foto telanjang itu dgn posisi tubuh agak
membungkuk sesampai terlihat jelas bulatan kenyal buah dadanya, telah sejak lama aqu menikmati
pemandangan ini dan aqu sangat terobsesi untuk tidur dgn Im-im. Aqu tersentak kaget waktu Janah bertanya soal foto dimana seorang lelaki sedang menjilati kemaluan perempuan.
“Apa nggak geli perempuannya dijilati kayak gitu terus lagian mau- maunya lelaki itu jilatin punya
perempuannya padahalkan tempat pipis?”.
Dgn otak yg telah kotor aqu mulai berfikir bagaimana aqu memanfaatkan kesempatan ini dgn baik.
“Gini Im, kemaluannya perempuan kalau dijilatin oleh lelaki malah enak, memang awalnya geli tapi
lama- lama ketagihan perempuannya. Kamu belum pernah coba kan?” tanyaqu pada Im-im sembari
tanganku membuka foto-foto yg lebih hot lagi.
“Belum pernah sama sekali, tapi kalau ciuman bibir dan susuku diremes telah pernah, aqu taqut
kalau nanti bunting”. (memang Im-im sangat terbuka tentang pacarnya yg di Bogor dan pernah suatu
hari cerita kalau pacarnya ngajak tidur di hotel tapi Im-im nggak mau).
“Kalau Cuma kayak gitu nggak bakal bikin bunting, gemana kalau kamu coba, nanti kalau kamu
bunting aqu mau tanggungjawab dan nggak perlu bingung soal uang, terus kalau ternyata kamu
nggak bunting, kamu nanti aqu ajari gaya-gaya yg ada difoto ini. Gimana?”
Dan Im-im cuma diam sembari lihatin wajahku, sebenarnya aqu tahu dia naksir aqu telah lama tapi
karena posisi dia hanya babysiters yg membuatnya nggak PD.
“Benar ya.., janji lho?” pintanya dgn sedikit ragu. Dan dgn wajah penuh semangat aqu bersumpah
untuk menepati janjiku, meskipun aqu enggak ada niat untuk menepati janjiku. Aqu putuskan
sambungan internet dan mulai “melatih” Im- im dgn diawali teknik berciuman yg telah pernah dia
rasakan dgn pacarnya, sentuhan halus bibirnya yg lembut membuatku membalas dgn ganas sampai
tanpa terasa tanganku telah meremas payudara Janah yg memang masih kencang. Desahan halus
mulai muncul waktu bibirku menelusuri lehernya yg agak berbulu seolah Im-im menikmati semua
pelatihan yg aqu berikan.
Aqu merasa cumbuan ini kurang nyaman, aqu dan Janah pindah ke dalam kamar Im-im, perlahan
aqu rebahkan tubuhnya dan bibirku bergantian menjelajah bibir dan lehernya sedangkan tanganku
berusaha membuka kaos dan BH-nya dan kini separoh tubuh Janah telah bugil membuat libidoku tak
karuan. Tanpa ada keluhan apapun Janah terus mendesah nikmat dan tangannya membimbing
tangan kiriku meremas teteknya yg bulat sedangkan payudara kanannya aqu lumat dgn bibirku
sampai terdengar jeritan kecil Im-im. Entah berapa lama aqu mencumbu bagian atas tubuhnya dan
sebenarnya keinginanku untuk bercinta telah sangat besar namun aqu tahu ini bukan waktu yg
tepat.
Perlahan aqu turunkan celana pendek dan celana dalamnya bersama sampai Janah sepenuhnya
bugil dan ini yg membuat dia malu. Untuk membuat Janah tak merasa canggung aqu mencumbunya
lebih ganas lagi sesampai kini Janah mendesah lebih keras lagi dan tangan kanannya meremas
kaosku untuk menyalurkan gairahnya yg mulai memuncak. Bibirku kini mulai menjalar kebawah
menuju kemaluannya yg tertutup kumpulan bulu hitam, perlahan aqu angkat kedua pahanya sampai
posisi selakangannya terlihat jelas.
Samar-samar terlihat lipatan berwarna merah di kemaluannya dan aqu tahu baru aqu yg melihat
surga dunia milik Im-im. Kini bibirku mulai menjilati kemaluannya yg mulai banjir dgn halus agar Im-
im tak merasa geli dan ternyata rencanaqu berjalan lancar, desahan yg tadi menghiasi cumbuanku
dgn Janah kini mulai diselingi lenguhan dan jeritan kecil yg menandakan kenikmatan luar biasa yg
sedang dirasakan babysiters keponakanku. Semakin lama semakin banyak lendir yg keluar dari
kemaluannya yg membuatku lebih bergairah lagi, tiba-tiba seluruh tubuh Janah kejang dan suara
lenguhannya menjadi gagap sedangkan kedua tangannya meremas kuat kasurnya. Dgn diiringi
lenguhan panjang Janah mencapai klimak, tubuhnya bergerak tak beraturan dan aqu lihat sepasang
teteknya mengeras sesampai membuatku ingin meremasnya dgn kuat.
Setelah kenikmatannya perlahan turun seiring tenaganya yg habis terkuras membuat tubuhnya yg
bugil menjadi lunglai, dgn kepasrahannya aqu menjadi sangat ingin segera menembus kemaluannya
dgn kemaluanku yg sedari tadi telah tegang. “Janah merasa sangat aneh, bingung aqu jelasin
rasanya” katanya dgn perlahan. “Belum pernah aqu merasakan hal ini sebelumnya, aqu taqut kalau
terjadi apa-apa,” sembari memelukku erat. Sembari kukecup keningnya, aqu jawab kekhawatiranya.
“Ini yg disebut kenikmatan surga dunia dan kamu baru merasakan sebagian. Janah nggak perlu taqut
atau khawatir soal ini, kan aqu mau tanggungjawab kalau kamu bunting,” sembari kubalas
pelukannya. Sekilas aqu lupa libidoku dan berganti dgn perasaan ingin melindungi seorang
perempuan, kemudian tanpa disengaja tangan Im-im menyentuh kemaluanku sesampai membuat
kemaluanku kembali menegang.
Wajah Janah tersipu malu waktu aqu lihat wajahnya yg memerah, kucium bibirnya dan tanpa
menunggu komandoku Im-im membalasnya dgn lebih panas lagi dan kini Janah terlihat lebih PD
dalam mengimbangi cumbuanku. Teteknya aqu remas dgn keras sesampai Im-im mengerang kecil.
Kini bajuku dibuka oleh sepasang tangan yg sedari tadi hanya mampu meremas keras kasur yg kini
telah acak-acakan spreinya dan aqu imbangi dgn melepas celana pendekku dan segera terlihat
kemaluan yg telah tegang karena aqu terbiasa tak memakai CD waktu dirumah. Melihat
pemandangan itu, Janah malu dan menjadi sangat kikuk waktu tangannya aqu bimbing memegang
kemaluanku dan setelah terbiasa dgn pemandangan ini aqu membuat gaya 69 dgn Janah berada
diatas yg membuatnya lebih leluasa menelusuri kemaluanku. Setelah beberapa lama aqu bujuk
untuk mengulumnya, akhirnya Im-im mau melaqukan dan menjadi sangat menikmati, sedangkan
aqu terus menghujani kemaluannya dgn jilatan lidahku yg memburunya dgn ganas.
Karena tak kuat menahan rasa nikmat yg menyerang seluruh tubuhnya, Im-im tak mampu
meneruskan kulumannya dan lebih memilih menikmati jilatan lidahku di kemaluannya dan aqu tahu
Janah menginginkan kenikmatan yg lebih lagi sesampai tubuh bugilnya aqu rebahkan sedangkan kini
tubuhku menindihnya sembari aqu teruskan bibirku menjelajahi bibirnya yg memerah.
Perlahan tanganku menuntun tangan kanan Im-im untuk memegang kemaluanku sampai berada
tepat di depan mulut kemaluannya, aqu gosok-gosok kemaluanku di lipatan kemaluannya dan
mengakibatkan sensasi yg menyenangkan, erat sekali tangannya memelukku sembari telus
mengerang nikmat tanpa memperdulikan lagi suaranya yg mulai parau. Kemaluannya semakin basah
dan perlahan kemaluanku yg tak terlalu besar mendesak masuk ke dalam kemaluannya dan usahaqu
tak begitu berhasil karena hanya bisa memasukkan kepala kemaluanku.
Perlahan aqu mencoba lagi dan dgn inisiatif Im-im yg mengangkat kedua kakinya sampai
selakangannya lebih terbuka lebar yg membuatku lebih leluasa menerobos masuk kemaluannya dan
ternyata usahaqutak sia-sia. Dgn sedikit menjerit Janah mengeluh, “Aduh.., sakit. Pelan-pelan dong”
dgn terbata-bata dan lemah kata-kata yg keluar dari mulutnya. Waktu seluruh kemaluanku telah
masuk semua, aqu diam sejenak untuk merasakan hangatnya lubang kemaluannya. Perlahan aqu
gerakkan kemaluanku keluar-masuk liang kemaluannya sampai menjadi lebih lancar lagi, semakin
lama semakin kencang aqu gerakkan kemaluanku sampai memasuki liang paling dalam. Berbagai
rancauan yg aqu dan Janah keluarkan untuk mengekspresikan kenikmatan yg kita alami telah tak
terkendali lagi, hampir 15 menit aqu menggenjot kemaluannya yg baru pertama kali dimasuki
kemaluan sampai aqu merasa seluruh syaraf kenikmatanku tegang.
Rasa nikmat yg aqu rasakan waktu spermaqu keluar dan memasuki lubang kemaluannya membuat
seluruh tubuhku menegang, aqu lumat habis bibirnya yg memerah sampai Im-im dan kedua
tanganku meremas teteknya yg mengeras. Akhirnya aqu bisa merasakan tubuh Im-im yg lama ada
dianganku. Kita berdua tergolek lemah seolah tubuhku tak bertulang, kupeluk tubuh Janah dgn erat
agar dia tak galau dan setelah tenagaqu pulih aqu berusaha memakaikan baju padanya karena Im-im
tak mampu berdiri lagi. Waktu aqu hendak mengenakan CD aqu lihat sedikit bercak merah
dipahanya dan aqu bersihkan dgn CD ku agar Im-im tak tahu kalau perawannya telah aqu renggut
tanpa dia sadari. Kita berdua melaqukan hal itu berulangkali dan Janah semakin pintar
memuaskanku dan selama ini dia tak bunting yg membuatnya sangat PD.
Tanpa disadari 2 tahun aqu menikmati tubuhnya gratis meskipun kini Janah tak menjadi babysiters
keponakanku sebab kakakku telah pindah rumah mengikuti suaminya yg dipindah tugaskan ke
daerah lain. Sekarang Im-im menjadi penjaga rumahku dan sekaligus pemuas nafsuku waktu pacar-
pacarku tak mau aqu ajak bercinta. Waktu lebaran seperti biasa Janah pulang kampung selama 2
minggu dan yg membuatku kaget dia membawa seorang perempuan sebayadgn Janah dan bernama
Dina yg merupakan sepupunya. Memang lebih cantik dan lebih seksi dari Janah yg membuatku
berpikir kotor waktu melihat tubuh yg dimiliki Dina yg lugu seperti Janah 2 tahun lalu.
Pada malam harinya, setelah kita melepas rasa kangen dgn bercinta hampir 2 jam, Janah tiba-tiba
menjadi serius waktu dia mengutarakan maksudnya. “Mas, aqu telah 2 tahun melayani Mas untuk
membereskan urusah rumah dan juga memberikan kepuasan diranjang seperti yg aqu berikan waktu
ini,” Janah terdiam sejenak. “Aqu ingin tahu, apakah ada keinginan Mas untuk menikahiku meskipun
sampai waktu ini aqu tak bunting. Apa Mas mau menikahiku?” Aqu terhenyak dan diam waktu
disodori pertanyaan yg tak pernah terlintas sedikitpun selama 2 tahun ini. Lama aqu terdiam dan tak
tahu mau berkata apa dan akhirnya Janah meneruskan perkataannya. “Janah tahu kalau Mas nggak
ada keinginan untuk menikahiku dan aqu nggak menuntut untuk menjadi suamiku, 2 tahun ini aqu
merasa sangat bahagia dan sebelum itu aqu telah mencintai Mas dan menjadi semakin besar waktu
aqu tahu Mas sangat perhatian dgnku.”
Janah terdiam lagi dan aqu memeluknya erat penuh rasa sayg dan Janah pun membalas pelukanku.
“Tapi.., aqu ingin lebih dari ini. Aquingin bisa menikmati cinta dan kasih sayg seorang suami dan itu
yg membuatku menerima pinangan seorang pria yg rumahnya tak jauh dari desaqu.” Aqu terhenyak
dan menjadi lebih bingung lagi dan belum bisa menerima kabar yg benar-benar mengagetkanku. Kita
berdua hanya bisa diam dantanpa terasa meleleh air mataqu dan aqu baru merasa bahwa aqu
ternyata benar-benar menginginkannya, namun ternyata telah terlambat. Keesokan harinya aqu
mengantar Janah ke terminal untuk kembali pulang ke desanyadan menikah dgn seorang duda tanpa
anak, menurutnya calon suaminya akan menerimanya meskipun dia telah tak perawan. Dgn langkah
gontai aqu kembali ke mobilku dan melalui hari-hariku tanpa Janah.

Please Share ke lainnya ya

TIPS DAN TRIK BERMAIN POKER DAN BERMAIN GRATIS DI OPPOPOKER
http://tipsdantrikoppopoker.blogspot.com